Alasannya Pilih Diet
Bukan tanpa alasan Hughes menjalani diet yang hasilnya mencengangkan banyak orang.
Kondisi Hughes pada akhir 2015 rupanya mengubah total pola pikirnya.
Sebelum itu, Hughes paling pantang ke dokter apalagi periksa darah. Ia malas berhadapan dengan fakta-fakta tidak menyenangkan akibat obesitasnya. “Jadi mending tidak tahu sekalian,” ungkapnya.
Bukannya tanpa usaha menurunkan berat badan, dulu Hughes sudah merasa terganggu dengan obesitasnya. Namun segala macam diet yang dicobanya tidak pernah mempan. Cerita klasik, memang.
Baca Juga: Resep Kentang Bakar Bawang Putih Enak, Santapan Malam Hari Jika Sedang Diet
Baca Juga: Bukan Salah Nasi, 3 Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bisa Bikin Gagal Diet, Anda Melakukannya?
Rutinitas ke dokter yang tidak bisa dihindari Hughes adalah suntik painkiller (penghilang rasa sakit). Kaki, pundak, pinggang, bahkan seluruh badannya langsung tidak terasa sakit lagi setelah keluar dari ruang dokter. Ia merasa tak perlu menjaga kesehatan karena “bisa membeli” pengusir rasa sakit.
“Begitu keluar ruang dokter, langsung bisa dansa-dansa,” katanya tergelak.
Setelah dua tahun tergantung pada painkiller, tubuh Hughes resisten. Painkiller tak lagi mempan mengusir rasa sakitnya. Pada usia 45 tahun, Dewi Hughes terkapar tak berdaya di atas tempat tidurnya, masih kesakitan meski sudah diberi painkiller.
“Desember 2015, painkiller enggak ngaruh. Pulang itu masih sakit, pakai obat juga enggak hilang (rasa sakitnya),” kenangnya.
Pengalaman itulah yang membuat Hughes bertekad mengubah hidup. Ia menyesalkan jika dirinya merepotkan orang lain. Dari sana, tercetus pola pikir baru bahwa dirinya mesti sehat (bukan kurus) sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain.