Benarkah Kompor Gas Mengeluarkan Racun yang Berbahaya? Berikut Penjelasannya, Wajib Tahu
Sajiansedap.com - Setiap ibu rumah tangga pasti akan menggunakan kompor untuk memasak dan mematangkan hidangan.
Tapi tahukah anda, ternyata kompor gas diyakini mengeluarkan racun pula sehingga berbahaya untuk kesehatan loh.
Namun, ada cara benar untuk menanggulanginya.
Kandungan utama gas elpiji adalah propana dan butana.
Keduanya golongan gas yang sangat mudah terbakar.
Baca Juga: Siap Huni, Rumah Baru Lalu Zohri Kini Dilengkapi dengan Meja Makan
Butana dan propana sebenarnya tidak memiliki bau.
Agar tabung bocor mudah dideteksi, kedua gas ini ditambah merkaptan yang berbau menyengat.
Bau merkaptan inilah yang kita cium saat tabung elpiji bocor.
Berikut ini cara mudah menanggulangi kompos gas agar tidak menjadi racun.
Cara Menanggulangi Kompor Gas Dari Racun Berbahaya
Saat keluar dari sumbu kompor, kedua gas ini yaitu butana dan propana terbakar dan bereaksi dengan oksigen.
Hasil utama dari reaksi ini adalah karbon dioksida (CO2), gas yang sama dengan hasil buangan dari pernapasan dan paru-paru kita.
Namun, jika tidak terjadi berlangsung dengan sempurna, pembakaran ini juga akan menghasilkan gas beracun karbon monoksida (CO).
Baca Juga: Restoran ini Bongkar Rahasia Masak Hemat dengan Kompor Gas, Bisa Awet Sampai Berbulan-bulan
Baca Juga: Kalau Pakai Cara Ini, Dijamin Gas Kompor Jadi Lebih Hemat, Sisa Uangnya Bisa Buat Belanja, deh!
Ini merupakan gas racun yang harus kita hindari.
Dalam konsentrasi tinggi, gas ini akan membuat kita lemas.
Bagaimana kita tahu pembakaran terjadi sempurna atau tidak?
Butana, propana, karbon dioksida, maupun karbon monoksida termasuk gas yang tidak berbau.
Kita tidak bisa mendeteksinya dari bau.
Salah satu ciri pembakaran elpiji yang tidak sempurna adalah warna nyalanya yang bukan berwarna biru melainkan merah kekuningan.
Agar terhindar dari racun gas, rajin bersihkan tungku tempat gas keluar dan dibakar agar nyala api selalu biru.
Yang tak kalah penting, pastikan dapur memiliki sistem ventilasi yang baik.
Pastikan udara di dapur bisa bertukar dengan udara luar saat kita memasak.
Baca Juga: Tips Membuat Kompor Lama Jadi Tampak Seperti Baru Beli, Cuma Butuh 3 Bahan Dapur Saja
Pasalnya, gas karbon dioksida yang bukan termasuk racun pun bisa berbahaya kalau jumlahnya terlalu banyak di dapur.
Nah, ternyata kompor gas tidak selalu mengeluarkan racun yang berbahaya, bukan?
Yang penting, kita bisa menjaga peralatan dengan baik.
Yuk, selalu rawat alat dapur kita.
Ternyata, ini bukan hanya soal keawetan, melainkan juga soal menjaga kesehatan.
Selamat beraksi di dapur!
Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini :
Cara Menghemat Kompor Gas
1. Bersihkan kompor gas secara berkala, maksimal empat bulan sekali
Saluran gas yang kotor mengakibatkan api yang dihasilkan tidak berwarna biru.
Kalau api tidak biru, artinya panas yang dihasilkan tidak maksimal.
Dengan panas yang tidak maksimal tentu saja waktu memasak bertambah lama.
Dan, gas pun lebih banyak terpakai.
Baca Juga: Resep Tumis Kangkung Daging Enak Ini Bikin Tak Sabar Untuk Makan Siang
2. Gunakan selang gas yang baik
Gas bersifat menekan ke segala arah, itu sebabnya dibutuhkan selang yang baik, yang minimal memiliki kemampuan menahan tekanan sebesar 500 psi.
Kemampuan menahan tekanan sebesar 500 psi ini sesuai dengan sifat menekan gas yang memang mencapai 500 psi.
Jika selang yang kita gunakan tidak memiliki kemampuan menahan tekanan sebesar 500 psi, maka selang akan cepat kendor.
Akibatnya gas dapat keluar melalui sela-sela selang dan gas jadi cepat habis.
3. Gunakan regulator standar
Saat ini umumnya regulator yang digunakan adalah regulator otomatis.
Regulator otomatis memang lebih menguntungkan, sebab dapat mendeteksi jika sewaktu-waktu terjadi kebocoran gas.
Nah, jika bepergian dalam waktu lama, sebaiknya regulator dicabut dari tabung gas, agar bisa dipastikan tidak ada gas yang keluar.
Baca Juga: Jarang Orang Tahu, Ini Manfaat Tempe Gembus yang Terbuat dari Ampas Tahu, Rugi Kalau Gak Coba!
4. Gunakan pengait Regulator
Pengait ini ada yang berbahan plat besi dan plastik.
Pengait yang berbahan plat besi lebih kuat, tapi tetap harus diperhatikan ketebalan plat yang digunakan.
Plat yang cukup baik mempunyai ketebalan minimal 3 mm.
5. Gunakan perangkat masak berbahan stainless steel.
Memang di pasaran banyak panci dan wajan yang berbahan aluminium yang harganya lebih murah, juga yang berbahan enamel yang tampilannya lebih cantik.
Tapi, sebenarnya kedua jenis logam tersebut bukan penghantar panas yang baik.
Penghantar panas terbaik adalah stainless steel.
Dengan menggunakan perangkat masak berbahan stainless steel makanan akan lebih cepat matang.
Baca Juga: Terganggu Bau Limbah Ikan di Rumah? Begini Cara Mudah Untuk Mengolahnya, Nomor 2 Paling Gampang
Dapatkan aneka resep praktis dan mudah langsung dari handphone sase lovers dengan berlangganan emagz tabloid saji dengan klik di sini