"Sisi rasa bisa untuk parameter membedakanya. Tempe kedelai lokal terasa lebih kuat rasa kedelainya, lebih gurih rasa kedelainya dan juga lebih fresh," papar Atris.
"Jika dari penampakan, agak sulit untuk membedakan tempe kedelai lokal atau tempe kedelai impor.
Kecuali yang terlatih.jika ingin kepastian lebih detail, dengan uji laboratorium," lanjut dia.
Petani kedelai lokal sendiri masih terus memproduksi kedelai lokal, sayang kedelai impor lebih mendominasi di pasar Indonesia.
Mengenai masalah kedelai transgenik yang bisa menimbulkan penyakit, Atris belum menemukan kasusnya.
Namun perlu diperhatikan juga jika produk transgenik atau yang mengalami rekayasa unsur pangan dalam jangka waktu panjang dapat memicu munculnya penyakit seperti tumor, miyom, dan kanker.
"Mungkin bukan transgenik semata, tapi bisa sebagai memicu," kata dia.
Maka dari itu konsumsi tempe dengan bahan kedelai lokal diklaim lebih baik.
Selain mendukung petani lokal hal ini juga dirasa lebih aman bagi kesehatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Tempe Kedelai Kuning Lebih Baik dari Tempe Kedelai Putih, Benarkah?"