Awas! Pabrik Soun ini Digrebek Polisi Karena Pakai Campuran Kaporit! Karyawan Bongkar Fakta Mengerikan ini di Dalamnya
SajianSedap.com - Soun termasuk salah satu makanan yang sering kita temukan setiap hari.
Dari mulai kuah hingga goreng, soun cocok disajikan menjadi berbagai masakan.
Tapi, apa jadinya jika soun yang kita gunakan tercampur bahan yang berbahaya di dalamnya?
Sebuah pabrik soun ternyata pernah terciduk oleh polisi.
Polsek Talang Kelapa Banyuasin menggerebek pabrik soun merk Cap Ayam yang beralamat di Jalan Pangeran Ayin Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Pabrik soun Cap Ayam ini digerebek lantaran tidak mengantongi izin produksi dan juga memalsukan izin dagang.
Selain itu, proses pembuatan soun Cap Ayam pun tidak higienis!
Bahkan karyawannya membongkar fakta mengerikan ini.
Direndam Air Kaporit Selama 3 Hari
Diungkapkan mandor pabrik, Toeng, untuk membuat hasil produksi soun menjadi putih maka adonan soun akan dicampur dan direndam dalam penjernih air atau kaporit selama tiga hari.
"Katika adonan sudah jadi, direndam dahulu selama tiga hari pakai air kaporit,"
"Setelah adonan jadi putih, baru nanti diaduk lagi.
Untuk diproses menjadi adonan sebelum dijadikan soun," ujar Toeng kepada Kapolsek, seperti yang dikutip Grid.ID dari Tribun Sumsel.
Oleh karena prosesnya yang tidak higienis itulah, karyawan pabrik soun Cap Ayam juga tidak berani membawa pulang atau pun menyantapnya.
"Kami tahu, makanya kami tidak berani untuk memakannya apalagi bawa pulang.
Karena seperti itu prosesnya," ujar salah satu karyawan, Rohani, seperti yang dikutip Grid.ID dari Sripoku.com.
Rohani juga mengaku, selama empat tahun kerja di pabrik tersebut dirinya mendapatkan upah yang kecil.
Yakni hanya sebesar Rp 42 ribu untuk dua bal soun yang berhasil dikemas.
"Kalau semakin banyak dapat dikemas, maka akan besar pula dapat upah.
Tetapi, karena bekerjanya manual seperti ini hanya dapat Rp 50 ribu perhari," ungkapnya.
Pabrik soun Cap Ayam yang sudah beroperasi selama lebih dari 10 tahun ini diketahui setiap harinya mampu memproduksi ratusan bal soun.
Setiap bal soun berisikan 30 pcs soun kering siap konsumsi.
Namun ketika memasuki musim penghujan seperti sekarang maka hasil produksi akan jauh menurun karena proses pembuatan kebanyakan menggunakan tenaga manusia.
Hanya saat melakukan pengadukan saja menggunakan mesin.
"Kalau lagi panas, biasanya produksi bisa lebih banyak.
Tetapi, kalau lagi hujan seperti ini hasil produksi juga menurun. Karena, untuk mengeringkan soun kami memanfaatkan sinar matahari," ungkap Toeng.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Dijual dengan Harga Murah
Hasil produksi soun Cap Ayam ini kemudian akan dikirimkan ke sejumlah daerah yang ada di Sumsel dengan harga yang terbilang lumayan terjangkau.
"Kalau distribusinya ke Tanjung Raja, Baturaja, Kayuagung dan Lubuklinggau. Untuk satu balnya, dijual ke pedagang seharga Rp 30 ribu."
"Nanti tinggal pedagang yang menjual lagi dengan harga mereka untuk mendapatkan untung," kata Toeng.
Ada Jentik Nyamuk dan Kecoa
Sudah ilegal dan tidak memiliki izin, tempat produksi soun ini terlihat sangat tidak layak.
Pantauan di lapangan, tempat produksi pembuatan soun ini sangat kotor dan mengeluarkan bau tidak sedap yang sangat menyengat.
Tempat pembuatan soun yang kotor, bisa dipastikan dengan bahan-bahan yang digunakan.
Mulai dari tepung tapioka kualitas jelek, tempat pengadukan bahan yang terbuat dari batu bata penuh dengan jentik nyamuk, semut hingga kecoa ada di dalamnya.
Air yang digunakan untuk dicampur ke dalam adonan juga sangat tidak bersih.
Air yang digunakan menggunakan air sumur berwarna kehijauan.
Masuk ke dalam tempat produksi ini, bisa membuat pusing kepala lantaran bau menyengat yang dikeluarkan.
Limbah hasil produksi juga dibuang tidak jauh dari lokasi pabrik.
Sehingga, sangat terlihat tumpukan limbah baik air maupun bekas bahan produksi yang ada di depan pintu masuk ruang produksi.