SajianSedap.com - Tak terasa satu tahun covid-19 di Indonesia.
Satu tahun covid-19 di Indonesia membawa banyak perubahan pada masyarakat Tanah Air.
Salah satunya di awal covid-19 masuk ke Indonesia.
Mulai dari bahan pokok yang diserbu masyarakat hingga banyaknya aktifitas masyarakat yang dibatasi.
Bahan pokok yang diserbu masyarakat saat awal pandemi adalah beras dan mi instan.
Bahkan beredar potret para masyarakat menyerbu supermarket.
Potret ini sempat membuat heboh.
Baca Juga: Warteg Gang Mangga in Glodok, West Jakarta, It's the Foods That Make People Loyal
Baca Juga: Warung Wardani at Transpark Bintaro, a Lovely Balinese Restaurant in a Modest Setting
Warga Serbu Supermarket
Pada masa awal berita soal penyebaran virus corona di Indonesia, warga langsung bergerak cepat.
Banyak warga memilih menyetok bahan makanan di rumah demi melindungi diri dan keluarga.
Bahkan, banyak beredar melalui pesan Whatsapp foto supermarket yang dipenuhi oleh pembeli.
Dalam sebuah foto, terlihat potret lorong beras yang sudah mulai kosong.
Bahkan, dari foto tersebut nampaknya persediaan beras di supermarket tersebut tak banyak lagi.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Bukan cuma beras, di supermarket lain di kawasan Gading Serpong, lorong mi instan mulai kosong.
Stok mi instan mulai menipis karena diserbu pembeli.
Tak hanya itu, antrian juga terlihat pada bagian kasir yang mengular.
Bahkan, setiap pembeli membeli dalam jumlah sangat banyak sebagai tanda memang diperuntukan untuk stok makanan di rumah.
Tak tanggung-tanggung, trolly belanja pun jadi barang langka dimana hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Bukan cuma beras dan mi instan, stok barang lain yang juga dibeli pengunjung di antaranya adalah gula, hand sanitizer sampai tissue basah dan sabun cuci tangan.
Panic Buying Juga Terjadi di Jerman
Jerman perlahan-lahan mulai sadar bahwa mereka, sama seperti 50 negara lain di dunia saat ini, akan segera menghadapi epidemi virus corona.
Sejak kemunculannya, virus corona telah menjadi topik utama dari diskusi di negara ini, sampai-sampai beberapa penduduk kini terlihat ikut menimbun persediaan makanan karena didorong rasa takut apabila karantina diberlakukan secara tiba-tiba.
Pada hari Jumat (28/02), juru bicara dari salah satu kelompok supermarket terbesar di Jerman, REWE, mengatakan kepada DW bahwa meskipun mereka tidak melihat adanya kepanikan di awal pekan, situasinya ternyata berubah dengan cepat.
"Kami melihat ada kenaikan pembelian bahan makanan dan makanan kaleng di seluruh negara, sehingga kami secara cepat harus melakukan penyesuaian," kata Kristina Schütz dari REWE Group, yang berkantor pusat di Cologne.
REWE Group juga mengelola rantai pasar swalayan seperti Penny, REWE, dan Nahkauf di Jerman.
Sama seperti REWE, rantai pasar swalayan yang lain bernama Lidl, juga mencatat lonjakan serupa dalam hal pembelian bahan makanan, demikian menurut seorang bicara Lidl yang mengakui bahwa mereka "melihat peningkatan penjualan di wilayah dan toko tertentu".
Menurutnya, warga Jerman kebanyakan menimbun makanan-makanan kaleng yang tahan lama, pasta, tisu toilet, dan disinfektan.