Jarang Ada yang Tahu, Nyetir Mobil dengan Sendal Jepit Ternyata Berbahaya Banget! Ini Penjelasannya Menurut Ahli

By Marcel Mariana, Rabu, 10 Maret 2021 | 17:25 WIB
Kebiasaan pakai sendal jepit saat mengemudi tidak dianjurkan ahli, berikut alasannya (World of Buzz)

Jarang Ada yang Tahu, Ternyata Menyetir Mobil Dengan Sendal Jepit Tidak Dianjurkan, Berikut Penjelasan Fakta Menurut Ahli

Sajiansedap.com - Kebanyakan orang pasti miliki kebiasaan yang sulit dilepas.

Salah satunya menggunakan sendal jepit saat menyetir.

Ternnyata selama ini kita salah loh!

Nyetir mobil dengan sandal jepit ternyata tidak disarankan karena sangat berbahaya.

Walaun sudah jago nyetir mobil, ternyata masih ada saja kesalahan yang mungkin kita lakukan, lo.

Baca Juga: Jangan Sampai Nyesel Belakangan, Bunga Es di Freezer Ternyata Bisa Sebabkan Bahaya yang Gak Main-main!

Coba, deh, lihat lagi, alas kaki apa yang selama ini kita gunakan saat nyetir mobil?

Ada yang nyeker, ada juga yang menggunakan sendal jepit kan?

Ternyata, keduanya punya bahaya yang tak main-main bagi keselamatan.

Ahli pun membongkar bahaya yang akan terjadi jika masih ngeyel dan tak mau dengar.

Apakah itu?

Bahaya Nyetir Mobil dengan Sendal Jepit

Sebelum masuk ke bahaya menyetir dengan sendal jepit, mari kita bahas bahaya berkendara tanpa alas kaki.

Ya, berkendara tanpa menggunakan alas kaki apapun, alias nyeker, ternyata juga tak disarankan karena memiliki dampak buruk bahkan bisa membahayakan buat pengendaranya.

Nah, untuk prilaku berkendara nyeker tanpa alas kaki ini banyak dilakukan sebagai pengemudi, tak hanya wanita atau orang yang baru bisa berkendara saja, tapi pengemudi yang sudah memiliki jam terbang cukup banyak juga masih ada yang melakukan hal tersebut.

Baca Juga: Bertahun-tahun Dipendam, Mayangsari Ngamuk saat Putrinya Disinggung Bukan Darah Daging Bambang Trihatmodjo, 'Marahnya Gue Bahaya Lho'

Baca Juga: Cek Lemari Anda Sekarang! Wajan Anti Lengket dengan Ciri Ini Ternyata Bisa Jadi Racun dan Tak Boleh Dipakai, Ini Kata Ahli

Kebanyakan beralasan karena lebih nyaman, atau bahkan menilai feeling menekan pedal gas dan rem lebih persisi.

Padahal ada dampak buruk bila kebiasaan tersebut terus dilakukan.

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan menjelaskan, bila berkendara yang sesuai standar keselamatan haruslah menggunakan alas kaki.

Untuk jenisnya memang disarankan yang simpleatau memiliki permukaan yang rata.

"Berkendara wajib gunakan sepatu atau sandal yang terikat dengan baik, bukan sendal jepit.

Hal tersebut dikarekana saat megemudi, kaki perlu grip yang baik dengan pedal yang ada pada mobil," kata Marcell beberapa waktu lalu.

Menurut Marcell, bila grip pada pedal gas atau rem tidak baik, maka dikhawatirkan bisa menyebabkan slip.

Baca Juga: STOP Makan Tempe Bersama Sayuran Favorit Keluarga ini! Bahayanya Gak Main-main Bagi Tubuh

Kondisi tersebut berbahaya, apalagi ketika slip-nya malah menekan gas lebih dalam yang justru membuat hal-hal tak diinginkan.

Karena itu, ketika berkendara menurut Marcell baiknya pengemudi tidak dalam kondisi telanjang kaki, menggunakan sendal jepit, termasuk sepatu hak tinggi bagi wanita.

"Ketika grip antara kaki dan pedal kurang, nanti slip dan bisa menyebabkan situasi yang berbahaya. Contohnya, seharusnya injak pedal rem, malah terlepas karena kaki yang licin," ujar Marcell.

Berkendara menggunakan sepatu bisa mengurangi risiko cedera ketika terjadi kecelakaan.

Karena cedera akan lebih parah pada kaki dan jari-jarinya bila terjadi tabrakan frontal lantaran telapak kaki yang tak terlindungi dengan baik.

Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini : 

Jangan Beli Tahu dengan Ciri Ini

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Pusat Bayu Sari Hastuti mengatakan, dari sidak yang dilakukan di sejumlah pasar tradisional ditemukan cukup banyak tahu yang mengandung formalin.

Formalin tersebut digunakan agar tahu bisa bertahan lebih lama.

"Ada bahan pangan seperti tahu yang sering dikasih formalin supaya enggak cepat busuk," ujar Bayu saat dihubungi, Rabu (30/5/2018).

Baca Juga: STOP Makan Tempe Bersama Sayuran Favorit Keluarga ini! Bahayanya Gak Main-main Bagi Tubuh

Bayu mengatakan, diduga pemberian formalin pada tahu tidak dilakukan di pabrik produksi melainkan di distributor agar tahu yang dijual bisa awet.

Masyarakat bisa menandai tahu yang diberi formalin dengan memegang tahu tersebut.

Bila terasa lebih kenyal, patut dicurigai tahu tersebut berformalin.

Konsumen juga bisa mengetahui apakah tahu tersebut berformalin atau tidak dengan mendiamkannya selama semalam.

Jika tahu tidak busuk, patut diduga tahu tersebut mengandung formalin.

"Kami sudah telusuri sampai pabriknya, bersih airnya, bahan bakunya, enggak ada formalin, jadi mungkin distributornya. Distributornya ngambil, ngasih ke pedagang supaya awet, kan pedagang enggak tahu kalau ada formalinnya," ujar Bayu.

Rabu pagi Sudin KPKP Jakarta Pusat dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta melakukan sidak ke sejumlah pasar di Jakarta.

Baca Juga: STOP Makan Mi Ayam Ditambah Dua Bahan ini dari Sekarang! Bisa Jadi Pemicu Kanker Mematikan

Pasar tersebut yaitu Pasar Senen Blok III, Pasar Gondangdia, Pasar Cikini, serta pasar modern di daerah Menteng dan Gajah Mada.

Dari sidak tersebut ditemukan sejumlah makanan yang mengandung formalin, boraks, dan penggunaan pewarna pakaian khususnya pada tahu, daging ayam, dan kerupuk.

Baca Juga: Terbongkar Trik Agar Sayur Bayam Tetap Hijau dan Tak Menghitam, Caranya Ternyata Cuma Ikuti 3 Langkah ini

Dapatkan aneka resep praktis dan mudah langsung dari handphone sase lovers dengan berlangganan emagz tabloid saji dengan klik di sini

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Nyetir Mobil Tanpa Alas Kaki, Bahaya!"