Yakin Para Ibu Rumah Tangga Masih Mau Masak Nasi di Rice Cooker dengan Cara ini? Bahayanya Gak Main-main!

By Raka, Selasa, 30 Maret 2021 | 17:25 WIB
Jangan lagi masak nasi di rice cooker dengan cara ini karena bisa membahayakan seisi rumah (Tribunnews)

SajianSedap.com - Siapa yang masih belum lancar masak nasi dengan rice cooker.

Kehadiran rice cooker memang sangat memudahkan kita dalam memasak nasi.

Namun, seringkali rice cooker kerap disalahkan jika kita salah dalam memasak nasi.

Entah nasi kering bahkan hingga nasi mudah basi pasti yang jadi kambing hitam adalah rice cooker.

Meski begitu, dalam masak nasi dengan rice cooker harus waspada.

Karena jika masih asal-asalan dalam masak nasi, bisa berdampak buruk pada seisi rumah.

Terutama jika kita masih masak nasi di rice cooker dengan cara seperti ini.

Baca Juga: Warteg Gang Mangga in Glodok, West Jakarta, It's the Foods That Make People Loyal

Baca Juga: Warung Wardani at Transpark Bintaro, a Lovely Balinese Restaurant in a Modest Setting

Melansir bodyandsoul, penelitian yang dilakukan baru-baru ini menemukan fakta bahwa nasi yang tidak dimasak dengan benar mengandung logam arsenik berbahaya.

Logam ini disebut bisa mengganggu sistem reproduksi dan dapat menyebabkan kanker!

Dalam pertemuan Merck Foundation di Mesir, para ahli membahas bagaimana beras bisa membawa logam arsenik.

Baca Juga: Ajaib Banget! Cuma Tambahkan Tepung Maizena Saat Masak Nasi, Dijamin Anda Ketagihan dengan Perubahannya yang Luar Biasa

Nah, logam inilah yang bisa masuk ke dalam tubuh jika nasi tidak diolah dengan benar. 

Pada akhirnya, kanker pun bisa mejangkiti tubuh kita.

Kesalahan Saat Masak Nasi

Memasak nasi

 

Yang secara alami, arsenin umumnya ditemukan di tanah dan air tanah, dan sering digunakan untuk mengairi biji-bijian di musim kemarau.

Africa Fertility Society President, Profesor Oladopo Ashiru menjelaskan, sejumlah besar logam di tanah mudah diserap oleh manusia ketika mereka mengonsumsi biji-bijian.

"Logam arsenik menurunkan kadar progesteron tetapi meningkatkan estrogen, merusak ovulasi dan menurunkan fungsi tiroid, yang semuanya merupakan penyebab fibroid dan infertilitas," katanya.

Dalam hal ini, fibroid yang dimaksud adalah tumor non-kanker.

Di mana ini dapat muncul di jaringan di sekitar rahim dan lapisan otot rahim, sehingga dapat mengganggu produksi kesuburan.

Ukuran tumor ini pun dapat bervariasi, dari seukuran kacang hingga sebesar melon.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 

 

Menurut Women's Health Queensland, sekitar 40 persen wanita Australia yang berusia di atas 40 tahun memiliki satu atau lebih fibroid.

Kemudian meningkat menjadi 70 persen pada usia 50 tahun.

Angka-angka ini dapat cenderung meningkat bila mengonsumsi nasi yang tidak dimasak dengan tepat dan benar.

Maka dari itu perhatikan cara memasak nasi agar bisa matang dengan sempurna.

Untuk mengurangi jejak logam arsenik, beras harus direndam semalaman sebelum dimasak.

Pastikan perbandingan air dan beras 5:1.

Baca Juga: Baru Pertama Kali Masak Nasi dengan Air Teh, Ibu Rumah Tangga ini Terkejut Setelah Buka Isi Rice Cooker, Gak Nyangka

Para peneliti mengatakan, meski terlihat lama dan memakan waktu, namun cara ini akan mengurangi tingkat bahan berbahaya hingga lebih dari 80 persen.

Sementara itu, Profesor Andy Meharg dari Queen's University Belfast mengungkapkan, rasio normal dari satu cangkir beras dan dua cangkir air dinilai berbahaya.

Hal ini dikarenakan air hanya akan meresap.

"Saya tahu metode perendamannya membosankan tetapi itu untuk kesehatan kita, karena rasio satu banding dua sangat berbahaya," jelasnya.

Profesor Oladopo Ashiru menambahkan, merebus dan menuangkan air kemudian merebusnya kembali dapat mengurangi kandungan arsenik secara signifikan.

Tidak hanya itu, Profesor Andy Meharg juga mengatakan nasi yang tidak dimasak dengan benar sama bahayanya dengan merokok.

Baca Juga: Mau Masak Nasi Merah Seenak dan Sepulen Nasi Putih? Cuma Butuh 3 Langkah Saja dengan Cara ini!

Bahkan dapat meningkatkan peluang terkena penyakit kanker.

"Tergantung pada dosis, semakin banyak kita makan, akan semakin tinggi risiko," paparnya.