Renggut Nyawa Hendrik Ceper Di Usia 37 Tahun Sampai Koma 12 Hari, Lauk Di Meja Makan ini Bisa Jadi Penyebab Utama Gagal Ginjal

By Raka, Jumat, 9 April 2021 | 14:10 WIB
Makanan yang bisa jadi penyebab meninggalnya Hendrik Ceper (Tribunnews.com)

SajianSedap.id – Nama Hendrik Ceper sempat menghibur masyarakat di Indonesia.

Meski memiliki kekurangan, kelucuan dari Hendrik Ceper begitu membekas.

Tidak heran jika masyarakat begitu kehilangan saat Hendrik Ceper menghembuskan nafas terakhirnya.

Tak banyak yang tahu jika Hendrik Ceper ternyata berjuang dari penyakit mematikan tersebut. 

Bahkan hal tersebut membuat dirinya sempat hilang dari layar kaca.

Penyakit itu juga membuat Hendrik sampai koma selama 12 hari.

Baca Juga: Bubur Ketan Hitam, Classic Dessert From Java We'd (Almost) Forgotten About

Baca Juga: Kepala Manyung Bu Fat in Cinere, South Jakarta, A Wholesome Restaurant for Bold Spicy Taste

Tak hanya candaan yang ia keluarkan, sosok Hendrik begitu dikagumi oleh banyak komedian lain di Indonesia.

Salah satunya adalah Daus Mini.

Daus mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Hendrik karena tetap berusaha keras menafkahi keluarganya.

Baca Juga: Belajar dari Ashanty, Penyakit Autoimun Bisa Disebabkan dari Bumbu yang Sering Dipakai Masak Setiap Hari ini, Hati-hati!

Bahkan disaat pamornya menurun, almarhum rela menjadi buruh di perusahaan tekstik saat job di layar kaca perlahan berkurang. 

Hendrik rela menderita asal keluarganya tetap bisa makan dan dapur tetap bisa 'ngebul' setiap hari.

Ilustrasi pengemis

Lebih lanjut, kata Daus, yang tak dapat dilupakan dari sosok Hendrik sahabatnya adalah, tak pernah mengeluh masalah hidup kepada teman sesama artis. Masalah itu selalu disembunyikan.

"Mau ada masalah rumah tangga atau masalah sakit, dia nggak pernah cerita. Dia selalu ceria," ujar Daus.  

Sempat ngemis hingga debt collector

Sebelum terjun dalam dunia hiburan, Hendrik sempat memiliki ragam pekerjaan.

Namun, bisa dibilang pekerjaannya jauh dari kata layak.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 

Hendrik lahir dari keluarga keturunan Tionghoa, di Bekasi pada tahun 1979.

Terlihat sederhana, kalem, rendah hati siapa sangka di awal kehidupan remajanya ia adalah remaja yang nakal sampai-sampai dia di-drop out oleh sekolahnya.

Setelah ia dikeluarkan dari sekolahnya Hendrik pun menjadi "gembel" di daerah kisaran Jakarta Timur.

Ia mengemis dan menjadi gelandangan untuk mendapatkan uang.

Uang tersebut ia gunakan untuk membeli lauk.

Baca Juga: Belajar dari Meninggalnya Suami Kedua Ririn Ekawati di Usia Muda, Makanan Sejuta Umat ini Bisa Jadi Penyebab Kanker Mematikan

Selepas ia menjadi "gembel" mengemis dijalan, ia pun seperti menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya saat itu, yakni slengean, urakan, dan (mungkin) gemar berkelahi.

Dengan kepribadiaanya itu ia pun bekerja sebagai penagih hutang atau debt collector.

Setelah itu berlalu, pada tahun 2000 ia diajak untuk belajar teater di Teater Ciliwung oleh salah satu penggerak Teater tersebut.

Kondisi Hendrik Ceper sebelum meninggal

Dengan belajarnya Hendrik Ceper di Teater Ciliwung dan membekali dirinya dengan "bisa berakting".

Hendrik meninggal dunia di RS Tasik Medika Citratama, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat,  

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Hendrik sempat kritis selama 12 hari di rumah sakit tersebut akibat sakit jantung dan gagal ginjal dideritanya.

Pola makan lemak hewani picu gagal ginjal

Salah satu penyebab gagal ginjal dari Hendrik adalah pola makan.

Pola makan perlu diatur agar tidak mudah terserang gagal ginjal, salah satu memperhatikan pola makan dengan tinggi lemak hewani.

 

Hasil pencernaan dalam usus yang berasal dari produk hewani tinggi lemak diketahui akan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dalam studi terbaru diketahui makanan tersebut juga dikaitkan dengan penyakit ginjal kronik.

Para peneliti di Klinik Cleveland mengamati bahwa peningkatan kadar Trimethylamine N-oksida (TMAO) dalam darah seseorang bisa membantu memprediksi apakah dia akan beresiko menderita gagal ginjal kronik atau tidak.

Dalam bagian terpisah dari penelitian ini, dengan menggunakan hewan, peneliti menemukan bahwa diet kaya TMAO membuat ginjal pada tikus menjadi lemah dan senyawa ini akan di akumulasi, sehingga mepercepat perkembangan penyakit ginjal kronik dan penyakit jantung.

Baca Juga: Belajar dari Meninggalnya Agung Hercules, Ternyata Tubuh Akan Tunjukan Gejala Ini Saat Awal Kanker Otak Menyerang! Jangan Sepelekan

"Ini menunjukkan kepada kita bahwa TMAO merupakan sebuah mediator penyakit kardiovaskular dan sekarang tampaknya menjadi mediator dalam pengembangan ginjal kronik," kata Stanley Hazen, ketua departemen kedokteran molekuler di Lerner Research Institute di Cleveland Clinic.

Di lain pihak, seseorang yang menderita penyakit ginjal kronik juga beresiko tinggi menderita penyakit jantung. 

Cara mencegah penyakit ginjal

"Semakin buruk fungsi ginjal, semakin tinggi TMAO yang di dapat," katanya.

TMAO terbentuk ketika sistem pencernaan memetabolisme makanan seperti daging merah, daging sapi muda, dan kuning telur.

Penelitian sebelumnya telah mengaitkan TMAO dengan aterosklerosis atau penumpukan pak di pembuluh darah.

Lama kelamaan plak ini akan menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Tetapi, penelitian ini hanya menemukan kaitan pada tikus.

Belum tentu efek yang sama juga terlihat pada manusia.

Karena itu para peneliti kini akan melanjutkan penelitiannya untuk mengetahui apakah perubahan pola makan tertentu bisa mencegah terbentuknya TMAO dan mencegah penyakit ginjal.

Tak ingin gagal ginjal, segera atur pola makan yang baik.