SajianSedap.com - Serangan jantung menjadi salah satu penyebab nyawa manusia bisa melayang.
Bahkan serangan jantung bisa menyerang di usia muda.
Salah satunya adalah artis cantik ini yang meninggal di usia muda akibat serangan jantung.
Publik sempat terkejut saat mendiang Irene Justine meninggal di usia muda.
Padahal saat itu karir sang artis tengah menanjak.
Baca Juga: Warteg Gang Mangga in Glodok, West Jakarta, It's the Foods That Make People Loyal
Baca Juga: Warung Wardani at Transpark Bintaro, a Lovely Balinese Restaurant in a Modest Setting
Rupanya tipe wanita ini justru lebih mudah terserang penyakit jantung di usia muda.
Anda termasuk?
Wanita dengan Resiko Serangan Jantung Lebih Besar
Kabar meninggalnya Irena Justin sempat mengejutkan publik.
Bagaimana tidak, Irene saat itu masih berusia 22 tahun.
Namun yang lebih mengejutkan ia meninggal dunia saat masih syuting live di stasiun TV pada Jumat (26/5/2016).
Bagaimana tidak, ketika pengambilan gambar atau tapping, perempuan berusia 22 tahun ini tidak menunjukkan tanda-tanda sakit apapun.
Namun, saat ditengah acara, tiba-tiba saja ia terjatuh dan meninggal dunia.
Pesinetron "Ganteng Ganteng Serigala" ini terkena serangan jantung saat syuting kuis "Baper" di RCTI.
Dikutip dari Kompas.com, menurut laporan Harvard Medical School penyakit jantung memang menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita.
Bahkan di negara maju sekelas AS, sekitar satu dari lima wanita meninggal dunia akibat penyakit jantung.
Gejala penyakit jantung yang dialami wanita pun berbeda dengan gejala yang biasa dialami laki-laki.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Itu sebabnya, risiko kematian pada wanita dengan penyakit jantung lebih tinggi daripada pria.
Berikut berbagai faktor yang membuat peluang kematian akibat penyakit jantung di kalangan wanita lebih tinggi daripada pria:
1. Lipid darah
Sebelum menopause, estrogen seorang wanita membantu melindunginya dari penyakit jantung dengan meningkatkan kolesterol HDL (baik) dan menurunkan kolesterol LDL (jahat).
Setelah menopause, wanita memiliki konsentrasi kolesterol total yang lebih tinggi daripada pria.
Selain itu, trigliserida merupakan kontributor penting yang meneybabkan tingginya risiko penyakit jantung pada wanita.
Saat memasuki usia menopause, tingkat HDL pada wanita cenderung rendah, sedangkan trigliserida akan meningkat.
Hal ini turut meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung pada wanita di atas usia 65 tahun.
2. Diabetes
Diabetes juga bisa membuat risiko wanita mengalami penyakit jantung lebih tinggi daripada pria.
Kondisi ini terjadi karena diabetes memiliki faktor risiko tambahan, seperti obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Meskipun wanita biasanya mengembangkan penyakit jantung sekitar 10 tahun lebih lambat daripada pria, diabetes akan mempercepat perkembangan penyakit jantung di kalangan wanita.
Pada wanita yang pernah mengalami serangan jantung, diabetes akan meningkatkan risiko serangan jantung dan meningkatkan risiko gagal jantung.
3. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik adalah sekumpulan risiko kesehatan, seperti lingkar pinggang yang terlalu besar, tekanan darah tinggi, intoleransi glukosa, kolesterol HDL rendah, dan trigliserida tinggi.
Semua hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Penelitian Harvard Medical School membuktikan wanita yang mengalami sindrom metabolik berpotensi besar mengalami serangan jantung di usia muda.
Dalam sebuah penelitian terhadap pasien yang menjalani operasi bypass, sindrom metabolik pun terbukti menyebabkan risiko kematian yang lebih besar pada wanita daripada pria.
4. Gejala
Nyeri di area dada adalah gejala klasik serangan jantung.
Sayangnya, banyak wanita yang tidak mengalami gejala tersebut.
Gejala penyakit jantung yang kerap dialami wanita antara lain kelelahan dan sakit di area perut, leher, serta bahu.
Riset Harvard juga membuktikan hanya sekitar satu dari delapan wanita yang melaporkan nyeri dada selama episode serangan jantung.
Bahkan, seringkali mereka hanya menganggap gejala tersebut hanya tekanan, nyeri, atau sesak biasa saja.
5. Diagnosis dan pengobatan
Wanita memiliki arteri koroner yang lebih kecil dan lebih ringan daripada pria.
Hal ini membuat angiografi, angioplasti, dan operasi bypass koroner lebih sulit dilakukan, sehingga mengurangi peluang wanita untuk menerima diagnosis yang tepat dan mendapatkan hasil yang baik.
Selain itu, wanita cenderung mengalami lebih banyak komplikasi setelah operasi.
Wanita juga dua kali lebih mungkin untuk terus mengalami gejala beberapa tahun setelah angioplasti koroner atau prosedur pelebaran pembuluh darah yang tersumbat.