Dikutip dari Kompas.com Narji mengaku bahwa tanaman serehnya sempat dijual dengan harga Rp70.000 satu kilo.
"Kita tanamin pohon hias, ada blok-bloknya, kayak daun sereh kemarin, sereh mahal lho waktu corona kemarin, sampai Rp 70.000 kan," ujar Narji dikutip dari Kompas.
Namun dibalik profesinya kini, Narji mengaku harus menghadapi tantangan lantaran harga pupuk yang mahal.
"Pupuk tung kadang-kadang nggak ada standar harganya", ujar Narji dikutip dari kanal Youtube TV Tani Indonesia.
Selain pupuk, semakin populernya tanaman hias justru membuat perlengkapan tanaman lain seperti polibag serta beberapa perlengkapan bertani lain ikut mahal.
"Polibag, potkecil ikutan lain, obat sempot ikutan lain, tolong ya Pak menteri", keluh Narji menghadapi kondisinya saat ini menjadi petani.