Perjalanan menjadi mualaf bukanlah hal yang mudah bagi Larissa Chou.
Ia hidup di tengah keluarga besarnya yang berdarah Thionghoa.
Di usianya yang masih sangat muda, Larissa mencoba mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seputar Tuhan yang selama ini mengganggunya.
Tidak tanggung-tanggung, Larissa berusaha mencari Tuhan melalui dua agama, yaitu Nasrani dan Budha.
Namun, sayangnya dua agama belum mampu memberikan jawaban yang memuaskan Larissa.
Di tengah kebingungannya, Larissa akhirnya berkenalan dengan satu lagi agama, yaitu Islam.
Meski merasa asing pada awalnya, namun Larissa merasa tertarik untuk terus mencari tentang apa itu Islam, dan Tuhan itu seperti apa dari sudut pandang agama ini.
Demi menemukan suatu kebenaran, Larissa pun membandingkan Islam dengan dua agama yang lebih duhulu dipelajarinya.
Hingga ia mendapat kesimpulan, bahwa Islam lah agama yang paling masuk akal.