"Penyebabnya adalah peningkatan beban rumah tangga, baik secara finansial maupun emosional," tutur Dr. Amin Daoulah, melansir Kompas.com.
Studi lain yang dipresentasikan pada Kongres Kardiologi Masyarakat Asia Pasifik 2015 menyatakan bahwa semakin banyak istri semakin meningkatkan risiko penyakit jantung.
Namun sayangnya penelitian tersebut belum menemukan hubungan antara poligami dengan penyakit jantung secara jelas.
"Ada kemungkinan faktor lain yang tersembunyi, seperti tingkat keintiman dalam pernikahan,
pola makan atau faktor genetik," sambung Daoulah.
Di sisi lain, poligami juga tidak terlalu bagus karena terlalu banyak istri meningkatkan potensi konflik intrapersonal dan membutuhkan banyak biaya.
Untuk menemukan hubungan antara poligami dan kesehatan, Daoulah membentuk tim untuk meneliti.
Ia meneliti sejumlah pria di Timur Tengah di mana poligami lebih diterima secara budaya.