Tolong Tahan Kalau Gak Mau Nyesel! Cumi Ternyata Berbahaya Banget Kalau Dimakan Orang dengan 2 Kondisi Ini, Efeknya Bisa Mematikan

By Virny Apriliyanty, Kamis, 12 Agustus 2021 | 08:00 WIB
Cumi cumi (freepik.com/ topntp26)

SajianSedap.com - Pencinta cumi harus hati-hati mulai sekarang.

Kenapa?

Soalnya cumi ternyata terbukti tak aman dikonsumsi semua orang, lo.

Baca Juga: Nyeselnya Bisa Seumur Hidup! Makan Mi Instan dan Minuman ini di Malam Hari, Nyawa Seorang Pria Hampir Melayang! Hati-hati

Ya, seafood favorit ini ternyata bisa membahayakan nyawa kalau dikonsumsi orang dengan 2 kondisi ini.

Efeknya bahkan jauh lebih mengerikan dari yang bisa kita pikirkan, lo.

Yuk, catat bersama.

1. Penderita Kolesterol

Cumi-cumi sering dikaitkan disebut makanan yang tinggi kolesterol.

Bagaimana faktanya?

Melansir Healthline, produk hewani adalah satu-satunya sumber makanan kolesterol.

Namun, cumi-cumi sebetulnya rendah lemak jenuh.

Tapi, proses pengolahan cumi-cumi justru membuat lemak jenuh jadi meningkat.

Terutama saat cumi-cumi diolah dengan cara digoreng.

Resep Cumi Isi Bakar Kecap, Menu Olahan Seafood yang Rasanya Juara Banget

Baca Juga: Innalillahi Artis Muda Ini Meninggal di Usia 24 Tahun Karena Kanker Hati, Sudah Diwanti-wanti Kalau Makanan Favorit Ini Jadi Sebab Sakitnya

Saat itulah, lemak total dan kandungan lemak jenuhnya kemungkinan naik.

Nah, orang-orang yang memiliki kolesterol tinggi biasanya dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans.

Menurut informasi nutrisi Departemen Pertanian AS, porsi 100 gram cumi-cumi mengandung sekitar 263 miligram kolesterol.

Melansir Livestrong, batas konsumsi kolesterol harian adalah 300 miligram per hari.

Artinya, 100 gram cumi-cumi memenuhi hampir 90 persen kebutuhan kolesterol harian kita sehingga kita perlu berhati-hati, terutama bagi orang dengan riwayat penyakit jantung atau kolesterol tinggi.

2. Penderita Alergi Seafood

Anda pernah mengalami gatal-gatal, hidung tersumbat, atau bengkak bibir setelah makan makanan laut?

Bisa jadi Anda sedang mengalami gejala alergi seafood.

Alergi seafood merupakan respons abnormal oleh sistem kekebalan tubuh terhadap protein pada hewan laut tertentu.

Hewan laut yang dimaksud bisa berupa lobster, cumi-cumi, ikan kakap, kerang, udang, kepiting, maupun tiram.

Beberapa orang dengan alergi seafood bereaksi terhadap semua makanan dari laut.

'Baca Juga: Nyesel Baru Tahu! Jangan Lagi Masak Tumis Kangkung Dicampur 2 Bahan Ini, Pelan-pelan Bikin Penyakit Mematikan Bersarang Dalam Tubuh

Namun, ada juga orang yang hanya bereaksi terhadap jenis hewan laut tertentu.

Reaksi yang muncul ketika alergi bisa bermacam-macam, bisa gejala ringan dan bisa juga parah hingga mengancam keselamatan jiwa.

Jika Anda merasa memiliki alergi, lebih baik dikonsultasikan dengan dokter.

Anda bisa juga melakukan tes secara mandiri untuk memastikan keberadaaan alergi.

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.

Hal ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi yang merugikan di masa depan.

Melansir dari Mayo Clinic (16/12/2019), gejala alergi seafood khususnya kerang umumnya berkembang dalam beberapa menit hingga sejam setelah makan.

Mereka yang alergi mungkin akan merakan gejala ini:

- Gatal-gatal atau eksim (dermatitis atopik)

- Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah dan tenggorokan

- Ngos-ngosan hingga hidung tersumbat atau sulit bernapas

- Nyeri perut, diare, mual atau muntah

- Pusing-pusing hingga pingsan

Baca Juga: BERITA POPULER : Dr. OZ Beri Pesan Peringatan Bahaya Makan Mi Instan dan Telur Puyuh Sampai Manfaat Makan Bawang Putih Sebelum Tidur

Alergi juga dapat menyebabkan reaksi yang parah dan berpotensi mengancam jiwa.

Kondisi ini dikenal dengan sebutan anafilaksis.

Tanda dan gejala anafilaksis meliputi:

- Tenggorokan berubah bengkak atau muncul benjolan di tenggorokan sehingga membuat penderita sulit bernapas

- Syok dengan penurunan tekanan darah yang parah

- Pusing atau kehilangan kesadaran

Anda dianjurkan untuk segera mencari perawatan darurat jika mengalami tanda-tanda atau gejala anafilaksis ini.

Semua jenis alergi makanan pada dasarnya disebabkan oleh reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Nyesel Baru Tahu! Dianggap Lebih Sehat dari Nasi, Orang dengan 2 Kondisi Ini Justru Dilarang Makan Kentang, Anda Salah Satunya?