"Itu kita sebelum balik kesini lagi ke Jakarta ke bandung, aku jual mahar waktu itu. Itu setelah kita musyawarah juga berduaya.
"Aku jual mahar untuk kaya kita mulai hidup lagi dari awal. Untuk uang tiket pulang, uang tiket pulang ayah waktu itu," jelas Wardah.
Kehidupannya yang cukup sulit membuat Wardah dan Natta sabar, kuat serta ikhlas menjalani kehidupannya hari demi hari.
Wardah yang saat itu masih berkuliah, Natta pun nekat untuk mengamen di kampus sang istri.
Tanpa miliki rasa malu, Wardah kerap kali menghampiri Natta seselesainya dirinya berkuliah.
Natta pun juga menceritakan bagaimana proses perkenalan dirinya dengan orang tua Wardah.
"Jadi waktu aku telpon Abi itu aku langsung ke poin ya, aku engga ada basa basi apa-apa. Cuman aku kenalan singkat siapa aku, aku bilang apa adanya seperti apa yang aku tulis ke Wardah. Aku bilang, aku Natta Reza dari Bangka Belitung, belum punya kerjaan tetap, belum punya tepat tinggal, penghasilan tetap belum punya, pekerjaan aku hanya pekerja seni, pengamen jalanan."
"Tapi aku bilang sama Abinya aku punya niat baik, dan insyaallah aku bertanggung jawab.", jelas Natta.
Usai mengungkapkan kemantapan niat hatinya, orang tua Wardah pun akhirnya memberikan syarat ke Natta.