"Betul karena pada saat itu sangat kisruh banget ya, dimana awal permasalahnnya kan pengen aku ada kejelasan pembagian hari, bukan pengambilan hak asuh, karena hak asuh dari pengadilan agama memang jatuh ke ibu tapi tidak menghalangi ayahnya untuk memberikan kasih sayang" jelas Galih.
"Nah saat itu aku cuma pengen kejelasan aku boleh dong ajak Faaz untuk nginep di rumah setiap hari apa" lanjut Galih.
Ia juga menyebut ada pihak lain yang membuat dirinya sampai harus mengeluarkan kalimat tak mengenakan itu.
"Karena dipelintir dan dikompori oleh pihak-pihak yang lain jadinya pemberitaan di luar pengambilan hak asuh anak, akhirnya aku dan Fairuz pun semakin jauh dan saat itu karena aku egois susah banget ketemu akhirnya aku terlontar lah kata-kata seperti itu" kata Galih.
"Dengan dasar kok gue engga boleh sih bawa anak keluar bawa anak main pada saat itu, apakah itu anak gua apa bukan?" ucap Galih.
Namun, walau begitu kini Galih pun sadar jika ucapan dia kala itu tak benar.
Bahkan karena ucapannya di masa lalu Galih pun sampai menyimpan ketakutan.
"Nah sebenernya kata-kata itu tidak boleh dikeluarkan, tapi karena pada saat itu emosi, yang namanya emosi kan kita engga bisa berpikir dengan jernih kan, akhirnya keluar" lanjut Galih.
"Nah itu yang sekarang bikin aku malu dan aku takut, ada sebuah ketakutan Faaz engga mau ketemu aku" ucap Galih bak menyesalkan perbuatannya kala itu.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.