SajianSedap.com - Siapa yang suka makan pecel lele?
Disetiap daerah pasti saja ada kedai pecel lele yang setiap harinya tak pernah sepi pengunjung.
Santapan ini jadi kesukaan banyak orang karena rasanya yang enak dan harganya yang aman di kantong.
Pecel lele jadi incaran karena rasanya yang gurih ditambah sambal terasi yang nikmat, buat kita ingin nambah lagi dan lagi.
Namun, ternyata ada bahaya pecel lele yang sebenarnya tak terlalu menyehatkan untuk dimakan, nh.
Bukan cuma karena lelenya, tapi juga karena pelengkapnya yang enak tapi efeknya bisa membahayakan tubuh.
Soalnya, 2 pelengkap pecel lele ini bikin kandungan dalam pecel lele jadi makin berbahaya!
Wah, apa saja ya?
Coba dari sekarang jangan makan pecel lele dengan tambahan ini, karena bahayanya bisa bikin nyesel kemudian!
1. Kol Goreng
Tak jarang, penjual pecel lele juga menyediakan kol goreng sebagai menu tambahannya.
Tentu saja hal ini terjadi lantaran permintaan yang tinggi dari pembeli.
Kol diketahui sangat kaya akan nutrisi, seperti protein, lemak, dan karbohidrat.
Sayuran ini juga kaya akan serat, vitamin C, K, dan B kompleks, serta mineral seperti kalsium, fosfor, dan mangan.
Sayangnya, proses menggoreng dengan suhu tinggi bisa merusak nutrisi kol.
Mengukus, merebus, dan menumis adalah cara masak yang lebih baik untuk menjaga nutrisi sayuran, termasuk kol.
Walaupun enak, kol goreng juga bukan makanan yang baik untuk jantung.
Saat dipanaskan melampaui titik asapnya, struktur kimia minyak akan berubah.
Pengolahan berulang dengan minyak yang sama juga dapat mengubah minyak menjadi lemak trans.
Lemak trans adalah lemak jahat yang bisa meningkatkan kolesterol jahat dan memicu pembentukan plak pada pembuluh darah.
Lama kelamaan plak ini bisa menghambat aliran darah sehingga menyebabkan stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.
Kol memiliki senyawa antikanker yang disebut sulphoraphane. Sulphoraphane bekerja dengan menghambat enzim histone deacetylase.
Enzim ini berperan dalam perkembangan berbagai jenis kanker, termasuk kanker kulit, pankreas, dan prostat.
Sayangnya, proses pengolahan kol goreng justru menyebabkan pembentukan senyawa acrylamide yang bersifat karsinogenik (memicu kanker).
Acrylamide memiliki peran dalam perkembangan kanker rahim, ovarium, paru-paru, ginjal, dan kerongkongan.
Menggoreng kol memang akan meningkatkan cita rasanya, tapi manfaat dan nilai nutrisinya justru berkurang.
Maka dari itu, kalau ingin terhindar dari bahaya di atas, mulai kurangi makan kol goreng dari sekarang ya!
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
2. Sambal yang Dibuat dengan Minyak Sisa
Sambal memang tak bisa dipisahkan dari minyak.
Untuk sambal terasi, biasanya kita menggoreng dulu bawang, cabai, tomat hingga terasinya dalam minyak panas, lalu kemudian diulek.
Sambal bawang yang tenar belakangan juga dibuat mentah lalu hanya disiramkan minyak goreng panas di atasnya.
Hasilnya, sambal terasa segar karena aroma bawang dan cabai yang khas tapi juga nikmat di lidah.
Nah, minyak ini juga memainkan peranan penting untuk membuat sambal lebih enak, lo.
Karena itu, banyak orang sengaja menggunakan minyak sisa goreng ayam untuk membuat sambal.
Tujuannya, aroma dan rasa ayam goreng yang tertinggal dalam minyak memberikan cita rasa nikmat pada sambal.
Tapi ternyata, hal tersebut bisa jadi langkah yang salah, lo.
Soalnya, minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam biasanya sudah berubah menjadi minyak trans.
Pasalnya, untuk menggoreng ayam, biasanya kita menggunakan temperatur tinggii.
Nah, di atas penggorengan, temperatur tinggi mempercepat perubahan minyak yang tadinya bersifat cis (tidak berbahaya), menjadi trans (berbahaya).
Minyak pun menjadi berisiko jika digunakan lagi.
Jadi, kebiasaan menggunakan minyak jelantah (minyak bekas menggoreng) untuk sambal, atau campuran makanan lainnya, sebaiknya dihindari.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak trans akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan.
Seperti meningkatkan kolesterol LDL (low density lipoprotein), menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), dan meningkatkan rasio total kolesterol.
Kolesterol LDL ini merupakan kolesterol jahat.
Ketika jumlah LDL ini sudah terlalu banyak beredar akan mengakibatkan penumpukkan LDL di dinding bagian dalam arteri yang memberi nutrisi ke jantung dan otak.
Bersama dengan zat lainnya, LDL dapat membentuk plak yang dapat mempersempit arteri.
Kondisi ini dikenal sebgai aterosklerosis. Jika gumpalan darah terbentuk dan menyumbat arteri yang menyempit, serangan jantung atau stroke dapat terjadi.
Dengan berbagai dampak yang dapat ditimbulkan, maka sebaiknya penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang harus dihindari.
Pemakaian minyak goreng sampai tiga kali, masih dapat ditoleransi dan dianggap baik atau tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.
Akan tetapi, jika pemakaian minyak goreng dilakukan lebih dari tiga kali serta sudah terjadi perubahan fisik pada minyak, maka hal tersebut tidak baik dan harus dihindari penggunaannya.
Baca Juga: Jangan Mau Makan Gado-gado Kalau Dicampur 2 Tambahan ini, Efeknya Pelan-pelan Bisa Mengancam Nyawa!
Artikel ini telah tayang di sajiansedap.grid.id dengan judul Jadi Kesukaan Semua Orang! Ternyata Makan Pecel Lele Ditambah 2 Pelengkap Ini Bisa Bikin Mati Muda, Stop Kalau Masih Sayang Nyawa