Ya Tuhan, Kebiasaan Masak Nasi Putih Seperti ini Ternyata Bisa Bikin Wanita Mandul Hingga Penyebab Kanker Mematikan

By Raka, Minggu, 12 September 2021 | 14:40 WIB
Kebiasaan masak nasi yang bisa bikin wanita mandul (Kolase Pixabay)

 

SajianSedap.com - Suka kesal nasi cepat basi?

Bisa jadi kesalahan dalam memasak nasi jadi biang keladinya.

Memang kehadiran rice cooker membuat proses memasak nasi putih jadi jauh lebih cepat dan mudah.

Cukup tambah air, lalu masukkan beras dalam rice cooker, nasi bisa tersaji dalam hitungan menit.

Meski terlihat mudah, masak nasi dengan rice cooker jangan sembarangan.

Bahkan kebiasaan memasak nasi yang salah bisa membuat tubuh terserang penyakit.

Baca Juga: Nasi Gila Recipe, the Best food To Clean Out Your Fridge Delectably

Bukan cuma itu saja, kesalahan dalam memasak nasi bisa membuat wanita mandul.

Jangan lagi dilakukan mulai sekarang.

Kesalahan memasak nasi

Kesalahan dalam memasak nasi

Bahkan ada beberapa kesalahan memasak nasi yang bisa jadi penyebab penyakit mematikan.

Melansir bodyandsoul, penelitian yang dilakukan baru-baru ini menemukan fakta bahwa nasi yang tidak dimasak dengan benar mengandung logam arsenik berbahaya.

Logam ini disebut bisa mengganggu sistem reproduksi dan dapat menyebabkan kanker!

Dalam pertemuan Merck Foundation di Mesir, para ahli membahas bagaimana beras bisa membawa logam arsenik.

Nah, logam inilah yang bisa masuk ke dalam tubuh jika nasi tidak diolah dengan benar.

Pada akhirnya, kanker pun bisa mejangkiti tubuh kita.

Baca Juga: Tak Sadar Mematikan! Ini Jadinya Kalau Keseringan Makan Nasi Campur Gorengan, Jadi Favorit Tapi Ternyata Pelan-pelan Bisa Bikin Mati Muda

Yang secara alami, arsenin umumnya ditemukan di tanah dan air tanah, dan sering digunakan untuk mengairi biji-bijian di musim kemarau.

Africa Fertility Society President, Profesor Oladopo Ashiru menjelaskan, sejumlah besar logam di tanah mudah diserap oleh manusia ketika mereka mengonsumsi biji-bijian.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 

 

"Logam arsenik menurunkan kadar progesteron tetapi meningkatkan estrogen, merusak ovulasi dan menurunkan fungsi tiroid, yang semuanya merupakan penyebab fibroid dan infertilitas," katanya.

Dalam hal ini, fibroid yang dimaksud adalah tumor non-kanker.

Di mana ini dapat muncul di jaringan di sekitar rahim dan lapisan otot rahim, sehingga dapat mengganggu produksi kesuburan.

Ukuran tumor ini pun dapat bervariasi, dari seukuran kacang hingga sebesar melon.

Menurut Women's Health Queensland, sekitar 40 persen wanita Australia yang berusia di atas 40 tahun memiliki satu atau lebih fibroid.

Kemudian meningkat menjadi 70 persen pada usia 50 tahun.

Baca Juga: Menu Diet Nasi Merah dan Ayam Setiap Hari, Wanita Ini Kaget Berhasil Turunkan Berat Badan Hingga 27 Kilo, Tertarik Mencoba?

Angka-angka ini dapat cenderung meningkat bila mengonsumsi nasi yang tidak dimasak dengan tepat dan benar.

Maka dari itu perhatikan cara memasak nasi agar bisa matang dengan sempurna.

Untuk mengurangi jejak logam arsenik, beras harus direndam semalaman sebelum dimasak.

Pastikan perbandingan air dan beras 5:1.

Para peneliti mengatakan, meski terlihat lama dan memakan waktu, namun cara ini akan mengurangi tingkat bahan berbahaya hingga lebih dari 80 persen.

Sementara itu, Profesor Andy Meharg dari Queen's University Belfast mengungkapkan, rasio normal dari satu cangkir beras dan dua cangkir air dinilai berbahaya.

Hal ini dikarenakan air hanya akan meresap.

Baca Juga: Selama Ini Ditutupi Pedagang, Ternyata Begini Cara Bikin Nasi Goreng Gila yang Enak Banget, 1 Bumbu Ini jadi Rahasianya

"Saya tahu metode perendamannya membosankan tetapi itu untuk kesehatan kita, karena rasio satu banding dua sangat berbahaya," jelasnya.

Profesor Oladopo Ashiru menambahkan, merebus dan menuangkan air kemudian merebusnya kembali dapat mengurangi kandungan arsenik secara signifikan.

Tidak hanya itu, Profesor Andy Meharg juga mengatakan nasi yang tidak dimasak dengan benar sama bahayanya dengan merokok.

Bahkan dapat meningkatkan peluang terkena penyakit kanker.

"Tergantung pada dosis, semakin banyak kita makan, akan semakin tinggi risiko," paparnya.