SajianSedap.com - Apa yang Anda lakukan begitu membeli tahu dari pasar?
Banyak orang langsung mengolahnya lantaran berpikir tahu sudah bersih betul.
Banyak orang juga yang memilih mencuci tahu demi faktor kebersihan.
Tapi, tak banyak yang tahu kalau tahu sebenarnya harus direbus dalam air mendidih dulu, lo.
Efeknya bisa fantastis banget berubah.
Gimana, ya?
Rebus Dulu Tahu Sebelum Disimpan
Banyak orang percaya kalau tahu memang wajib direbus dalam air mendidih sebelum diolah.
Perebusan ini disebut akan membuat segala bahan kimia dalam tahu ikut luntur dalam air.
Misalnya saja kandungan pengawet dan formalin misalnya.
Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang membenarkan hal itu.
Tapi yang pasti, merebus tahu terbukti benar membuatnya jadi lebih tahan lama.
Tahu yang tidak langsung diolah sebaiknya melalui beberapa proses sebelum disimpan dalam kulkas.
Yang paling utama, tahu harus direbus dulu untuk menghentikan proses fermentasinya.
Selanjutnya, simpan tahu dengan cara di bawah ini,
1. Rebus air sampai mendidih.
2. Masukkan tahu ke dalamnya.
Tunggu sampai mendidih kembali. Angkat. Tiriskan
3. Siapkan wadah bersih dan kedap udara.
Isi dengan air matang dengan suhu ruang.
Masukkan tahu ke dalamnya.
Pastikan tahu terendam seluruhnya dengan air.
4. Segera simpan dalam kulkas.
Supaya tahu bisa tahan sampai seminggu lamanya, pastikan mengganti air setiap hari.
Cuci juga tahu dari lendir-lendir.
Setelah itu, kembali masukkan tahu ke dalam wadah kedap udara, isi dengan air, lalu simpan kembali dalam kullas.
Yuk, jangan takut lagi menyetok tahu di rumah.
Tinggal simpan tahu dengan cara di atas.
Asal tidak lupa mengganti air, dijamin tahu tidak asam sampai seminggu lamanya.
Jangan Beli Tahu dengan Ciri Ini
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Pusat Bayu Sari Hastuti mengatakan, dari sidak yang dilakukan di sejumlah pasar tradisional ditemukan cukup banyak tahu yang mengandung formalin.
Formalin tersebut digunakan agar tahu bisa bertahan lebih lama.
"Ada bahan pangan seperti tahu yang sering dikasih formalin supaya enggak cepat busuk," ujar Bayu saat dihubungi, Rabu (30/5/2018).
Bayu mengatakan, diduga pemberian formalin pada tahu tidak dilakukan di pabrik produksi melainkan di distributor agar tahu yang dijual bisa awet.
Masyarakat bisa menandai tahu yang diberi formalin dengan memegang tahu tersebut.
Bila terasa lebih kenyal, patut dicurigai tahu tersebut berformalin.
Konsumen juga bisa mengetahui apakah tahu tersebut berformalin atau tidak dengan mendiamkannya selama semalam.
Jika tahu tidak busuk, patut diduga tahu tersebut mengandung formalin.
"Kami sudah telusuri sampai pabriknya, bersih airnya, bahan bakunya, enggak ada formalin, jadi mungkin distributornya. Distributornya ngambil, ngasih ke pedagang supaya awet, kan pedagang enggak tahu kalau ada formalinnya," ujar Bayu.
Rabu pagi Sudin KPKP Jakarta Pusat dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta melakukan sidak ke sejumlah pasar di Jakarta.
Pasar tersebut yaitu Pasar Senen Blok III, Pasar Gondangdia, Pasar Cikini, serta pasar modern di daerah Menteng dan Gajah Mada.
Dari sidak tersebut ditemukan sejumlah makanan yang mengandung formalin, boraks, dan penggunaan pewarna pakaian khususnya pada tahu, daging ayam, dan kerupuk.