Sajiansedap.com - Bagi anda penggemar keripik dan sosis wajib baca artikel satu ini.
Ada seorang remaja laki-laki selama 10 tahun hanya makan keripik dan sosis saja.
Karena kegemarannya itu, membuat anak ini harus mengalami kemalangan yang diluar dugaan.
Ya, remaja ini harus mengalami kebutaan dan tuli secara bersamaan.
Miris banget ya.
Belakangan, akhirnya diketahui kondisi remaja tersebut yang bikin hati teriris.
Makanan siap saji atau yang sering disebut junk food tidak heran lagi di dengar oleh masyarakat, junk food dikenal sebagai jenis makanan instan.
Makanan jenis ini memang sudah berkembang sangat pesat dan semakin banyak diminati dikalangan masyarakat hingga terjadi persaingan yang ketat oleh seluruh perusahaan.
Sebagian masyarakat yang menyukai junk food berkata memang makanan jenis ini lebih efektif dari sisi waktu.
Selain itu junk food juga sangat mudah ditemukan.
Bahkan, jenis makanan ini kerap memiliki cita rasa yang sangat lezat, harganya pun juga sangat terjangkau dan bersahabat.
Berikut ini beberapa penyebab utamanya yang wajib anda ketahui.
Pola Makan Tidak Sehat
Di dunia, sudah cukup lama junk food mengundang berbagai perdebatan.
Hal itu dikarenakan adanya indikasi dampak buruk atau negatif yang dimiliki oleh makanan instan ini atau junk food.
Seperti apa yang dialami oleh seorang remaja laki-laki asal Inggris.
Remaja ini menjadi buta dan tuli parsial setelah hanya mengkonsumsi keripik dan sosis selama 10 tahun terakhir.
Melansir Mirror, (2/9/2019), seorang remaja laki-laki di Inggris yang namanya dirahasiakan tersebut mengalami kondisi yang umumnya hanya terlihat pada anak dunia ketiga yang kekurangan gizi.
Kasusnya diyakini sebagai kasus pertama di Inggris.
Remaja berusia 17 tahun itu hanya makan keripik, Pringles, sosis, ham olahan dan roti putih sejak sekolah dasar, memberi tahu dokter bahwa dia tidak menyukai buah dan sayur.
Dr Denize Atan, yang bekerja untuk Rumah Sakit Universitas Bristol NHS Foundation Trust menulis tentang kasus bocah lelaki itu.
Ia mengatakan, "Dia makan kentang goreng setiap hari dari kedai fish and chip setempat dan mengudap Pringles, roti putih, irisan ham olahan dan sosis."
Kondisi Sang Anak
Kekurangan vitamin yang mengejutkan merusak saraf optiknya, yang menghubungkan mata ke otak.
Dia ditemukan memiliki kondisi yang disebut neuropati optik atau nutritional optic neuropathy (NON).
Biasanya hanya terlihat di negara-negara di mana akses makanan dibatasi.
Dr Atan mengatakan bahwa kebutaan anak muda itu disebabkan oleh junk food dan bahwa dia menderita penyakit makan.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Yang jarang dikenal sebagai gangguan asupan makanan yang terbatas atau AFRID.
Penderita menjadi peka terhadap rasa, tekstur, bau atau penampilan jenis makanan tertentu.
Beberapa hanya bisa memakannya pada suhu tertentu.
Pasien yang tidak disebutkan namanya, dari negara-negara di daerah Barat juga mengalami gangguan pendengaran dan kelemahan tulang.
Makan terlalu banyak gula dan karbohidrat dalam makanan olahan dapat merusak telinga.
Dr Atan berkata, "Kondisinya tetap tidak terdiagnosis selama beberapa tahun."
Baca Juga: Resep Tempe Goreng Renyah Kencur, Menu Sederhana Namun Rasanya Tak Pernah Bikin Kecewa
Bocah itu buta pada saat ia mencapai usia 17, membuat para ahli di Rumah Sakit Mata Bristol bingung.
Sementara NON dapat berjalan dalam keluarga, tidak ada tanda-tanda turun-temurun yang ditemukan pada bocah itu.
Namun, ia kekurangan vitamin B12 yang ditemukan dalam jeroan, susu, ikan, dan telur, mendorong dokter untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai dietnya.
Setelah minum, merokok, dan memakai narkoba dikesampingkan sebagai penyebab yang mungkin, dan tinggi badan serta BMI-nya dinilai normal.
Petugas medis melakukan diet sebagai kemungkinan penyebab penyakitnya.
Dr Atan berkata: "Namun, pasien itu mengaku, sejak sekolah dasar, dia tidak mau makan tekstur makanan tertentu."
Dia pertama kali dibawa ke dokternya tiga tahun sebelumnya, ketika dia berusia 14 tahun, mengeluh kelelahan.
Selain dicap sebagai "pemakan rewel", dia juga sehat dan tidak minum obat.
Tes darah menunjukkan ia memiliki kadar B12 yang rendah yang menyebabkan kelelahan, yang mengarah ke pengobatan termasuk suntikan vitamin dan saran diet.
Intervensi tidak banyak berpengaruh pada remaja itu, yang pendengaran dan penglihatannya mulai memburuk ketika ia berusia 15 tahun.
Setelah kehilangan progresif selama dua tahun, ketajaman visualnya hanya 20/200 dan ia didiagnosis dengan NON.
Penglihatan normal adalah 20/20, yang berarti Anda dapat membaca grafik mata pada ketinggian 20 kaki.
Untuk dianggap buta secara hukum, harus 20/200 atau lebih buruk.
Bocah itu kehilangan serabut saraf di retina yang pada dasarnya merusak medan visual pusatnya.
3 Tahun Makan Daging Mentah
Tak seperti kebanyakan orang lainnya yang menerapkan diet vegan dengan cuma makan sayura dan buah, pria ini justru berbeda.
Weston Rowe kemungkinan akan mengundang kebencian dari para penganut diet vegan, karena cuma makan daging mentah!
Ya, seperti diberitakan The New York Post, Rowe, pria asal Nebraska, AS, ini mengonsumsi makanan berbasis daging mentah, termasuk ayam selama tiga tahun terakhir.
Ia pun tidak berencana untuk menghentikan pola makan tersebut.
Rowe memakan makanan mentah kaya protein, seperti daging sapi, hati, ayam, dan organ dari hewan lain.
Semua produk merupakan produk lokal dari peternakan sapi perah dan unggas.
Rowe meyakini, diet berbasis daging mentah membantu meningkatkan kadar energinya.
"Saya berada dalam kondisi kesehatan yang lebih baik secara fisik maupun mental daripada yang pernah saya alami di hidup saya," kata Rowe.
Baca Juga: Resep Sawi Asin Telur Puyuh Enak Dan Sederhana, Inspirasi Menu Tumisan yang Mantap Di Lidah
Selain meninggalkan makanan olahan, pria berusia 39 tahun itu juga tidak mengonsumsi camilan.
Ia hanya makan sebanyak dua atau tiga kali sehari, dan menghabiskan sekitar 140 dollar AS (sekitar Rp 2 juta) dalam seminggu untuk kebutuhan makannya.
Terkadang, dia jarang sarapan.
Sebagai gantinya, Rowe memakan tiga atau empat telur mentah disertai sepotong buah.
"Buah adalah salah satu makanan langka yang saya makan yang bukan berbahan dasar daging," tutur dia.
"Saat ini saya memakan 99 persen daging mentah segar pertanian dan tidak pernah sakit karena pola makan saya."
"Menurut saya, jumlah pengeluaran saya wajar untuk makan makanan terbaik dan paling bergizi di dunia, dan sebenarnya sama dengan jumlah yang saya habiskan untuk junk food," tambahnya.
Sejatinya, ada satu jenis makanan dalam diet Rowe yang menimbulkan pro dan kontra, yakni ayam mentah.
Seperti yang diketahui, pada ayam yang masih mentah, terdapat bakteri salmonella yang bisa menyebabkan berbagai infeksi, seperti diare dan keracunan makanan, jika dikonsumsi.
Akan tetapi, Rowe mengeklaim, dirinya tidak pernah mengalami infeksi kendati sudah memakan banyak sekali ayam mentah.
"Saya sudah memakan puluhan kilogram ayam mentah dan saya tidak pernah sakit," ucap pria itu.
"Ini (memakan daging mentah) sangat kontroversial, tetapi saya percaya daging mentah memiliki keseimbangan alami bakteri yang bekerja secara simbiosis dengan tubuh kita dan memiliki tujuan."
Pada waktu makan siang, menu makanan Rowe terbilang banyak.
Ia menikmati setengah kilogram daging mentah dengan seperempat kilogram mentega mentah tanpa garam dan tiga atau empat telur mentah.
Biasanya, menu makan siang itu dilengkapi dengan sepotong buah.
Untuk makan malam, Rowe mengonsumsi menu makanan yang sama seperti makan siang, ditambah kentang yang dimasak.
Baca Juga: Resep Pepes Sayap Ayam, Menu Makan Siang Kaya Aroma yang Bikin Tergila-Gila
"Kentang mungkin satu-satunya makanan matang yang saya makan," aku Rowe.
Hidangan penutup sehari-hari pria ini adalah es krim yang dibuat dari krim, susu, telur, dan madu segar.
Menyoal makanan favorit, ia memilih hati ayam, bersama daging sapi mentah yang diberi mentega, serta otak domba.
Dalam menyantap makanan, Rowe mengaku tidak memerlukan bumbu sebagai penyedap rasa.
"Tidak butuh waktu lama buat saya untuk menyadari bahwa saya lebih suka tanpa bumbu." Memang pola makan ini menimbulkan pro dan kontra, tetapi Rowe mengatakan, baik keluarga maupun teman-temannya mendukung gaya hidupnya.
"Semua orang di sekitar saya benar-benar menerima kebiasaan makan saya dan selalu tertarik ketika mereka pertama kali mepmelajarinya," jelas Rowe.