Ia juga berjanji untuk selalu ada setiap kali anak-anak membutuhkannya.
Namun ternyata, perjanjian itu hanya sebatas di mulut saja.
"Aku pernah perjanjian dengan Bang Kiwil, kamu boleh menzalimi saya, kita memang mungkin udah pernikahan sampai di sini, kamu sudah menyakiti saya, tapi tolong jangan nyakitin anak-anak saya," ucap Rohimah.
Setiap mendengar keluh kesah anak-anaknya tentang Kiwil, hati Rohimah bak tersambar petir.
Rasa marah, kesal, dan sedih campur aduk menyaksikan bagaimana Kiwil tak berhenti menyakitinya dan juga anak-anak.
Ia pun berharap agar Kiwil dapat merespon panggilan atau pesan teks dari anak-anaknya, apalagi jika sudah berkaitan dengan nafkah.
"Ketika anak-anak curhat tentang ayahnya, di situ Ya Allah kok Bang Kiwil nggak berhenti-berhentinya ya nyakitin, apapun yang berbau tentang anak tolonglah direspon cepat," sambungnya.
Rohimah memang sempat bersedih saat mengetahui bahwa putra sulungnya harus menjadi pengemudi ojek.
Namun, di sisi lain, Rohimah tampak bangga dengan inisiatif dari putranya untuk tetap memberikan nafkah kepada keluarga.
"Kalau si Abang kan memang masih kuliah ya semester 7, jadi dia sekarang part time aja sih, kalau ngojek online kalau memang terpaksa banget."