SajianSedap.com - Kentang adalah salah satu bahan pangan yang menjadi pilihan untuk menjadi makanan pokok bagi sebagian orang.
Sebab kentang dikemas dalam karbohidrat yang tinggi sehingga mengenyangkan.
Harganya yang terjangkau dan juga mudah dalam pengolahannya menjadikan kentang dalam berbagai olahan menjadi favorit banyak orang.
Tak hanya itu, kandungan gizi tinggi dalam kentang juga sangat bermanfaat untuk kesehatan jika rutin dikonsumsi.
Namun, meski bermanfaat, kentang tak boleh sembarang dikonsumsi oleh sebagian orang.
Pasalnya ada beberapa kondisi orang tidak boleh makan kentang karena memiliki risiko membahayakan dalam tubuh.
Berikut ini kondisi orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi kentang.
Kondisi Orang Tidak Boleh Makan Kentang
1. Penderita Diabetes
Harus diketahui kalau kentang mengandung pati dan indeks glikemik yang tinggi.
Nah, makanan dengan indeks glikemik tinggi ini mengandung karbohidrat yang oleh tubuh diproses secara cepat.
Akibatnya, bisa terjadi lonjakan kadar gula darah meningkat dengan cepat yang bisa memperparah diabetes.
Apalagi jika kentang kita olah dengan cara digoreng.
Jenis makanan itu tidak baik untuk jumlah gula darah dalam tubuh karena mengandung banyak lemak dan karbo.
Jika Anda ingin mengonsumsi kentang, cobalah untuk mengolahnya dengan cara yang lebih sehat.
2. Penderita Darah Tinggi
Ya, kentang ternyata punya hubungan langsung dengan tekanan darah, lo.
Salah satu penyebab utamanya adalah karena kebanyakan orang Indonesia mengonsumsi kentang dengan cara digoreng.
Setelah digoreng, kentang dibalur dengan garam yang tanpa sadar jumlahnya ternyata sangat banyak.
Garam atau lebih tepatnya natrium dalam garam adalah kontributor utama untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Melansir Health Line, garam bisa menyebabkan darah tinggi karena natrium dapat memengaruhi keseimbangan cairan dalam darah.
Garam meja kurang lebih dapat mengandung sekitar 40 persen natrium.
Demi kesehatan, pengidap darah tinggi sendiri direkomendasikan untuk tidak mengonsumsi natrium lebih dari 2.300 miligram (mg) atau setara dengan 1 sendok teh garam setiap hari.
Selain itu, sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa wanita yang makan kentang rebus, panggang, atau tumbuk empat kali atau lebih dalam seminggu memiliki 11% peningkatan risiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi) dibandingkan dengan orang yang hanya makan sayuran bertepung ini kurang dari sekali sebulan.
Tidak mengherankan, peningkatan itu bahkan lebih signifikan 17% untuk mereka yang mengonsumsi kentang goreng lebih dari tiga kali seminggu.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Ciri-ciri Kentang yang Bahaya untuk Dikonsumsi
Ternyata, mengonsumsi kentang yang sedang bertunas sangat berbahaya bagi tubuh.
Dikutip dari Healthline, kentang mengandung dua senyawa glycoalkaloid.
Dalam kadar rendah, glycoalkaloids bermanfaat untuk kesehatan, diantaranya bersifat antibiotik, menurunkan kolesterol, serta menjaga kadar gula darah.
Namun, glycoalkaloids justru berbahaya bila dikonsumsi dalam kadar tinggi.
Kadar glycoalkaloids yang tinggi justru bersifat toksik bagi manusia.
Saat kentang bertunas, kandungan glycoalkaloidsnya mulai meningkat.
Oleh karena itu, mengonsumsi kentang yang sedang bertunas dapat menyebabkan Anda menelan glycoalkaloids secara berlebihan.
Biasanya efek negatif mengonsumsi kentang yang sudah bertunas muncul dalam beberapa jam hingga satu hari kemudian.
Bila sedikit mengonsumsi kentang bertunas maka gejala yang bisa muncul adalah muntah, diare, dan sakit perut.
Ketika kentang bertunas dikonsumsi dalam jumlah yang banyak maka bisa menyebabkan tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, demam, sakit kepala, kebingungan, bahkan kematian.
Artikel ini telah tayang di SajianSedap dengan judul Nyesel Baru Tahu! Dianggap Lebih Sehat dari Nasi, Orang dengan 2 Kondisi Ini Justru Dilarang Makan Kentang, Anda Salah Satunya?