Pada 21 November 2019, Lina diketahui pernah masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena asam lambungnya naik.
Sempat diberi obat, rupanya Lina masih merasa tak enak badan, sehingga dokter memberikan obat tambahan.
Saat itu kondisinya jauh lebih baik.
Pada 11 Desember, Lina mengalami sesak dan dibawa ke Rumah Sakit Santosa untuk menjalani rawat inap selama satu hari.
"Dibilang sama, asam lambung juga.
Terus yang lainnya sehat, darahnya sempat 220 per diastolik sistolik itu tinggi saja. 220 per 150 kalau enggak salah.
Terus paling rendah itu 150 per 110," ujar Tedy Pardiyana, suami Lina.
Lina yang didiagnosis hipertensi, dari riwayat medis istrinya yang diterima dari Rumah Sakit Al Islam, sempat makan masakan Padang sebelum meninggal.
Tedy menduga makanan Padang dan beberapa makanan yang mengandung minyak yang sempat dikonsumsinya, menjadi pemicu hipertensi.
"Kalau dari hipertensi, itu kan sebelumnya makan nasi padang yah, bukan jelek-jelekin itu ya.
Dari situ agak susah nelen (menelan), jadi kayak (asam) lambungnya naik ke saluran THT, jadi agak susah nelen dan susah napas," kata Tedy.