Putra Sulung Susi Pudjiastuti Meninggal Di Usia 31 Tahun saat Tidur, Hentikan Masak Pakai Bumbu ini Kalau Masih Sayang Nyawa Keluarga

By Raka, Jumat, 20 Mei 2022 | 12:40 WIB
Makanan penyebab gagal jantung yang renggut nyawa putra Susi Pudjiastuti (Kolase Tribunnews)

Jantung koroner adalah kondisi saat jatung terbungkus lemak karena pola hidup yang tidak sehat.

Karena itu, penyakit jantung koroner paling sering dialami oleh orang dengan obesitas.

Nah, untuk menghindari penyakit jantung koroner yang bisa berakibat pada gagal jantung, garam jadi salah satu makanan yang harus kita hindari.

Soalnya, penggunaan garam atau sodium juga bisa meningkatkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Jika sudah begitu, fungsi jantung akan terbebani.

Baca Juga: Tolong Para Ibu Se-Indonesia Waspada, Anak Farhan Meninggal karena Dua Kanker dalam Tubuhnya, Hentikan Masak ini Kalau Masih Ingin Lihat Si Kecil Tertawa

Lambat laun jantung akan mengalami penurunan fungsi dan menyebabkan penyakit jantung.

Saat ini sudah banyak pilihan garam yang jauh lebih sehat yang bisa kita gunakan.

Pola makan tinggi garam diketahui akan meningkatkan risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat.

Garam

Dikutip dari Kompas.com, pola makan tinggi garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung.

Untuk mengetahui bagaimana penderita diabetes mengetahui efek samping pola makan tinggi garam pada jantung, para peneliti menyurvei hampir 1.600 pasien diabetes berusia 40-70 tahun di seluruh Jepang.

Para responden ditanya tentang pola makannya, termasuk konsumsi garam, dan diikuti kesehatannya selama 8 tahun.

Partisipan yang pola makannya tinggi garam (sekitar 6.000 miligram perhari) beresiko dua kali lipat menderita penyakit jantung pada periode studi tersebut, dibandingkan dengan yang asupan garamnya rendah (sekitar 2.800 miligram perhari).

"Untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskulas, orang yang menderita diabetes tipe 2 harus mengontrol gula darahnya dan memperhatikan apa yang mereka makan," kata ketua studi Chika Horikawa dari Universitas Niigata.

Hasil penelitian juga menyimpulkan, membatasi asupan garam bisa mencegah komplikasi berbahaya dari penyakit diabetes.

Efek negatif garam terhadap kesehatan sudah sejak lama diketahui. Untuk orang yang sehat, asupan garam disarankan kurang dari 2.300 mg perhari.

Sementara itu untuk mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung (diabetes, hipertensi, punya penyakit ginjal atau berusia di atas 51 tahun), disarankan untuk membatasi garam hanya 1.500 mg.

Selain garam yang ditambahkan dalam masakan, makanan yang secara alami mengandung garam antara lain daging, sayur, dan susu.

Sementara itu produk yang tinggi garam adalah daging yang diproses seperti sosis, bacon, atau makanan dalam kaleng.