SajianSedap.com - Kiki Fatmala baru-baru ini datang dengan kabar mengejutkan.
Kiki Fatmala didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium 4 sejak 19 November 2021 lalu.
Ia pun diam-diam menjalani berbagai pengobatan untuk mengobati penyakit mematikan ini.
Di instagram pribadinya, Kiki mengucapkan rasa syukur karena telah bertahan dan tangguh melawan penyakit kanker paru stadium 4 yang dideritanya.
“Mengucap sykur kesembuhan yang terjadi……Segala perkara dapat ku tanggung di dalam dia yang memberi kekuatan kepadaku,” tulis Kiki Fatmala dikutip Kompas.com dari akun @qq_fatmala, Jumat (22/4/2022).
Kiki menganggap penyakit yang dideritanya adalah sebuah perjalanan yang menunjukkan bahwa mukjizat Tuhan itu ada.
Sebab, kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang sangat berbahaya.
Nah, belajar dari Kiki Fatmala, kita pun harus tahu makanan penyebab kanker paru berikut ini.
Jangan sering-sering masak di rumah.
Baca Juga: Enjoying F&B in a Serene Park: Urban Farm at PIK 2 Returns With More Foods, More Fun Activities
Kiki Fatmala Divonis Kanker Paru
Kiki Fatmala mengisahkan kondisi psikisnya saat mengetahui ia mengidap kanker paru stadium 4 pada November 2021 secara tiba-tiba.
Bintang film Si Manis Jembatan Ancol ini berujar kala itu ia bertanya-tanya mengapa saat sedang dekat Tuhan justru dikasih ujian.
"Aku enggak ada kesal, enggak ada marah, tidak menyalahkan, tidak mengeluh sama sekali," kata Kiki Fatmala, dikutip dari kanal YouTube Melaney Ricardo, Sabtu (30/4/2022).
Awalnya ia memang menangis.
Namun menurutnya itu hanya reaksi pertama saat mendengar kabar buruk dan manusiawi.
Ia pun cuma menangis selama dua hari. Selebihnya, ia mendekatkan diri ke Tuhan dan banyak berdoa.
"Aku hanya mengucap syukur. Aku enggak pernah mau mengeluh. Terus ak pikir pencobaan ini pasti Tuhan izinkan, Tuhan tidak pernah merancangkan yang tidak baik," ucap Kiki.
Suami Kiki Fatmala, Christopher pun sigap mengurus pengobatan medisnya serta "memaksanya" untuk tetap menikmati hidup.
Misalnya, mengajaknya naik kapal pesiar ke Kepulauan Seribu meskipun baru dua hari setelah menjalani kemoterapi.
"Hati yang gembira adalah obat dan itu benar aku ngalamin dan jangan terlalu berpikir yang negatif," tutur Kiki Fatmala.
Kiki pun menanamkan keyakinan dalam dirinya bahwa ia akan sembuh.
"Aku imani aku akan sembuh Tuhan pasti tolong," ungkap Kiki.
Setelah Kiki menjalani enam kali kemoterapi, kini dokter menyatakan proses tersebut boleh berhenti.
Apa itu kanker paru?
Kanker paru memang tidak menular, tetapi penyakit ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Menurut data Globocan 2018, sekitar 26.069 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru setiap tahunnya, dengan 30.023 kasus baru setiap tahunnya.
Angka tersebut tertinggi di Asia Tenggara. Presentase angka kematian kanker paru di Indonesia mencapai 19,3 persen dibandingkan total kematian dari seluruh kanker lainnya.
Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak dan pertama bagi pria sebanyak 22,8 persen, serta menjadi penyebab kelima kematian pada wanita sebanyak 14,2 persen.
Kanker paru adalah suatu penyakit keganasan yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel secara tidak terkontrol.
Meski pertumbuhannya berawal dari organ paru, penyakit ini dapat menyebar (metastasis) ke organ tubuh lainnya, seperti getah bening dan otak, ketika sudah masuk ke stadium lanjut yaitu 3 atau 4.
Makanan Sehari-hari Penyebab Kanker Paru-paru
Banyak yang mengira kalau kanker paru disebabkan oleh asap rokok.
Padahal, bukan hanya rokok saja yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengidap kanker paru-paru seperti yang diderita istri Indro Warkop ini.
Rupanya, makanan juga bisa meningkatkan risiko kanker paru!
Makanan apa saja? Langsung baca selengkapnya di bawah ini.
1. Makanan yang Mengandung Lemak Jenuh
Bahkan, mereka yang mengkonsumsi makanan lemak jenuh memiliki risiko mengidap kanker paru-paru daripada mereka yang tidak.
Penelitian ini sendiri semakin diperkuat karena sudah dilakukan lebih dari 10 kali dengan subjek penelitian mencapai 1,4 juta orang dengan jumlah pasien kanker paru mencapai 18.000 jiwa.
2. Karbohidrat Olahan
Apalagi, kandungan gula yang terkandung dalam makanan karbohidrat olahan sangatlah tinggi.
Maka dari itu, kita disarankan untuk memilih karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah, dan buah-buahan dan sayuran.
Semuanya tak mengandung gula tambahan, tinggi serat dan dapat membantu menurunkan kolestrol juga.
3. Daging Panggang
Daging pangang sering dikaitkan dengan risiko mengidap kanker pankreas dan kanker paru-paru.
“Memanggang dapat melepaskan hidrokarbon poliksklik yang dapat masuk ke dalam daging sehingga menyebabkan siapa saja yang mengonsumsinya berisiko terjangkit kanker,” jelas dr. Rohs, seorang ahli onkologi toraks di Rumah Sakit Mount Sinai di New York.
Jika ingin memakan dagingnya, pastikan daging dipanggang sampai matang, jangan sampai gosong.
Memakannya juga harus dalam jumlah sewajarnya.
Sebuah studi tahun 2008 oleh Lembaga Keamanan Pangan Universitas Kansas juga menemukan bahwa menambah rempah daun seperti rosemary pada daging burger ternyata dapat mengurangi zat penyebab kanker sebanyak 30%.
4. Makanan dan Minuman Mengandung Arsenik
Tak banyak yang tahu bahwa beberapa makanan mengandung zat arsenik juga dapat memicu kanker meski dalam jumlah yang tak mematikan.
Contoh saja beras, jus apel, seafood, hingga unggas mengandung arsenik dalam jumlah kecil.
Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa siapapun yang terpapar dengan zat arsenik atau mengonsumsi zat ini dalam jumlah banyak, bisa berisiko mengidap kanker paru-paru.
Hal ini dibuktikan dari penelitian dengan 950 orang Bangladesh yang mengonsumsi air minum dengan kandungan arsenik yang lebih tinggi.
Sebagian besar dari 950 orang ini sudah mengalami gangguan fungsi paru-paru dibandingkan mereka yang tak terpapar.
Kerusakan karena terpapar arsenik ini setara dengan beberapa dekade menghisap rokok.
Namun, tenang saja, kita bisa mengonsumsi makanan yang mengandung jumlah arsenik rendah meski tak boleh terlalu sering.
Menurut dr.Rohs, paparan pasif sendiri tak mempengaruhi peningkatan signifikan pada risiko kanker paru-paru.
Meski begitu, tak ada salahnya untuk kita mencegah dibandingkan mengobati, bukan?