SajianSedap.com -Disjoki Aida Saskia kini tengah berjuang melawan kanker payudara stadium 3.
Kabar mengejutkan ini muncul seiring dengan kemunculan dirinya di salah satu youtube.
Aida bahkan kini berkepala plontos lantaran efek kemoterapi yang dijalaninya.
Ia pun mengaku tersiksa lahir batin lantaran sakitnya ini.
Karena itu, kita para wanita harus tahu penyebab kanker payudara supaya bisa menghindarinya.
Penyakit ini ternyata bisa disebabkan karena penggunaan deodoran, lo.
Aida Saskia Mengkau Tersiksa Lahir Batin
Kini, Aida mesti menjalani kemoterapi yang menyebabkan dirinya mengalami mual, kondisi kulit yang menghitam, hingga kebotakan pada kepalanya.
Disjoki berusia 36 tahun itu tak menampik bahwa perjuangannya itu menyiksanya secara lahir dan batin.
Baca Juga: Buntil Daun Singkong Recipe, Even Die-Hard Meat Maniacs Will Love This
“Sementara ini, aku harus kemoterapi 8 kali. Habis itu dicek lagi. Mudah-mudahan selesai 8 kali kemoterapi, karena luar biasa capek. Tersiksa lahir batin. Pejuang kanker kuat sekali, aku merasakan penderitaannya seperti apa,” kata Aida di kawasan Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2022).
Meski efek kemoterapi membuatnya menderita, Aida Zaskia ingin berusaha tetap kuat menjalani pengobatan demi bisa sembuh.
"Efek kemoterapi akan mual, muntah yang hebat, kebotakan, dan kelumpuhan. Badan mulai menghitam. Alhamdulillah dinikmati, meski mual hebat. Kemoterapi tiga kali ini cobaan hebat banget, alhamdulillah, aku masih kuat," lanjutnya.
Bagian payudara Aida Zaskia pun sudah diangkat.
Aida telah beberapa kali menjalani serangkaian operasi kecil agar menyempurnakan bagian payudaranya lagi.
Aida mengaku berat menjalani masa pengobatan penyakitnya saat ini.
Namun, Aida percaya dirinya mampu menjalani semuanya dengan izin Tuhan.
"Sulit, sedih, berat. Cuma lagi-lagi, aku seseorang yang dipercaya menjalani semua ini. Karena Allah mempercayakan aku mampu menjalani semua ini. Aku juga dituntut tidak mengeluh dan menyesali semua yang terjadi dalam kehidupan aku," tutur Aida.
"Akan ada hikmahnya yang bisa aku petik, termasuk dari kanker payudara. Rezeki, jodoh, maut sudah ditakdirkan Allah, dengan aku sakit kanker bisa memperbaiki dan mempersiapkan diri," lanjutnya.
Saat ini, Aida tengah mempersiapkan dirinya menjalani tahap kemoterapi keempat.
"Aku sedang mempersiapkan kemoterapi keempat. Cuma lagi cek jantung dulu, kuat apa enggak nih buat kemoterapi," tutup Aida.
Bahan Berbahaya dalam Deodoran
Melansir laman Time, penelitian menunjukkan bahwa beberapa senyawa yang digunakan dalam deodoran dan antiperspiran diserap dan disimpan dalam sel-sel lemak, yang lazimnya berada di daerah ketiak.
Padahal, jaringan ketiak juga mengandung reseptor hormon yang dapat bereaksi terhadap beberapa bahan deodoran dan antiperspiran.
Profesor biologi di North Carolina State University, Heather Patisau, juga mengatakan bahwa beberapa senyawa dalam deodoran bisa mengganggu fungsi hormon reproduksi dan perkembangan tubuh.
Inilah alasan yang membuat para ahli mengklaim deodoran dapat meningkatkan risiko gangguan reporduksi hingga kanker payudara.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Bahkan, deodoran juga diklaim dapat mengganggu mikroorganisme baik dalam tubuh.
Melansir laman Penn Medicine, beriku bahan-bahan berbahaya yang kerap terdapat dalam deodoran:
1. Alumunium
Senyawa aluminium biasanya digunakan dalam antiprespiran untuk mencegah produksi keringat berblebih.
Penggunaan antiprespiran yang terlalu sering dapat menyebabkan aluminium menumpuk di jaringan payudara.
Hal ini bisa menyebabkan ketidakstabilan gen dalam jaringan payudara yang memicu pertumbuhan tumor atau sel kanker.
Selain itu, terlalu banyak aluminium dalam tubuh juga dapat menyebabkan penyakit tulang atau demensia.
Biasanya, kelebihan aluminium disaring keluar dari tubuh oleh ginjal.
Jadi, orang dengan fungsi ginjal yang lemah tidak dapat menyaring aluminium dengan cukup cepat.
Namun, jika Anda memiliki fungsi ginjal normal, ginjal biasanya dapat memproses jumlah aluminium dari antiperspiran dan kosmetik yang diserap melalui kulit.
Inilah sebabnya mengapa Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS mengharuskan produsen deodoran atau antiperspiran untuk memasukkan peringatan khusus untuk orang dengan penyakit ginjal.
2. Paraben
Paraben biasanya digunakan dalam produk deodoran untuk mencegah pertumbuhan jamur, bakteri, dan ragi.
Sama halnya dengan alumunium, paraben juga dapat diserap oleh kulit dan menganggu fungsi hormon.
Paraben dapat meningkatkan fungsi hormon estrogen, hormon wanita yang penting untuk perkembangan seksual, kesehatan payudara, dan fungsi tubuh lainnya.
Namun, American Cancer Society dan National Cancer Institute mengatakan tidak ada bukti konklusif yang menemukan kaitan bahan kimia deodoran ini dengan kanker karena kanker.
3. Berbagai bahan penyebab alergi
Beberapa orang memiliki reaksi alergi terhadap deodoran atau antiperspiran.
Penelitian menunjukkan bahwa ini bisa disebabkan oleh bahan-bahan seperti propilen glikol, minyak atsiri, aditif biologis, paraben, vitamin E, dan lanolin.
Jika Anda sudah mengetahui bahwa Anda alergi terhadap salah satu dari bahan-bahan tersebut, segera konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan produk-produk pencegah bau badan tersebut.
Cara aman menggunakan deodoran dan antiperspiran Untuk melindungi dari dari berbagai efek negatif antiperspirand dan deodoran, sebaiknya kita memilih produk-produk pencegah atau penghilang bau badan dengan bahan alami.
Kita juga bisa memilih produk dengan komposisi bebas paraben, alumunium dan berbagai bahan penyebab alergi. Oleh karena itu, kita harus memeriksa label sebelum membelinya.