"Kalau yang sudah jadi bubuk rebus 2 sendok makan sarang semut dicampur 3 gelas air.
Kalau yang masih utuh, rebus segenggam sarang semut dicampur juga dengan 3 gelas air. Minum dingin atau panas ngak apa-apa," jelas Suhirman.
Hal ini juga dilakukan Epy Kusnandar yang mengonsumsi sarang semut setiap pagi dan sore.
"Sarang semut rasanya seperti jamur. Terus saya konsumsi seperti teh di pagi dan sore hari," timpal suami Karina Ranau tersebut.
Sarang semut bisa didapatkan dalam dua jenis, bubuk dan kering.
"Kalau yang bubuk itu sudah diparut, kalau yang kering itu dioven. Tapi dua-duanya sama-sama ampuh, nggak ada beda," jelas Suhirman.
Harga sarang semut bubuk ukuran plastik 0,25 kg Rp 150.000. Sedangkan sarang semut yang dioven berharga sekitar Rp 200.000 per bungkus.
Baca Juga: Resep Ayam Goreng Masak Nanas, Hidangan Bercita Rasa Segar yang Mampu Mendobrak Nafsu Makan
Sejauh ini, Epy merasa dampak luar biasa. Badannya sangat bugar dengan kebiasaan mengonsumsi sarang semut.
"Gara-gara sarang semut enggak ada penyakit," ucap Epy.
Jeng Ana menuturkan bahwa sarang semut tidak ada di Jakarta. "Adanya di Papua," tandas wanita berkerudung itu.
Epy Kusnandar tidak pernah mengeluhkan sakit setelah sembuh dari kanker otak yang dideritanya.
Walau Epy Kusnandar sembuh dari penyaklitnya dengan mengonsumsi sarang semut ini, bagi penyintas kanker lainnya perlu konsultasikan lebih lanjut kepada dokter sebelum mengonsumsi obat herbal tersebut.
Sebagian artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul Sarang Semut dari Papua Membuat Epy Kusnandar Lolos dari Vonis Kematian Karena Kanker Otak