"Segel kita yang resmi ini ada hologram dan barcode, nanti kita buka lewat aplikasi HP nanti ketahuan di mana dia diisi," kata dia.
Ia pun meminta agar masyarakat lebih jeli membedakan tabung gas elpiji yang resmi dan yang dioplos.
Pengisian tabung gas oplosan tidak sesuai prosedur dan standar dari Pertamina meski dijual dengan harga murah.
"Kami mengimbau kepada masyarajat untuk tidak tergiur harga elpiji yang murah karena harga elpiji nonsubsidi ini dijual Rp 139.100.
Artinya harga murah itu jangan sampai tergiur karena itu sama saja menggadaikan keselamatan kita," ucapnya.
Sebelumnya, aparat polisi Polda Metro Jaya menangkap enam anggota jaringan pengoplos tabung gas elpiji subsidi 3 kilogram (kg) ke tabung gas 12 kilogram di kawasan Jakarta Timur dan Tangerang.
Mereka adalah ADN, LA, RSM, KND, KSN, dan YEP.
"Gas elpiji kebutuhan pokok tentunya masyarakat langsung membeli saja dan kita enggak tahu di situ ada pelanggaran pidana baik untuk tabung gas 3 kg dimasukkan ke 12 kg," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Jalan Mabes TNI Delta 5, Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (22/1/2019).
Harga gas elpiji 3 kg disubsidi pemerintah.
Karena itu harganya murah. Sementara gas 12 kg dijual dengan harga normal, atau tanpa subsidi.
Komplotan itu menjual gas subsidi dengan harga non-subsidi sehingga meraup untung besar.