SajianSedap.com - Anda pasti tidak asing lagi dengan sosok aktor yang satu ini kan?
Ya, sosoknya terkenal setelah berperan sebagai salah satu karakter di film Si Doel.
Namanya lebih dikenal dengan sebutan Mas Karyo.
Siapa sangka, pelawak bernama asli Basuki ini ternyata sudah meninggal dunia pada tahun 2007 lalu, lo.
Mas Karyo meninggal secara mendadak setelah olahraga.
Yuk, kasih tahu suami supaya bisa berhati-hati saat olahraga.
Kematian Mendadak Saat Olahraga
Pencinta film Si Doel Anak Sekolahan pasti tak akan pernah lupa dengan sosok Mas Karyo.
Ya, Ia merupakan legenda pelawak tanah air yang sangat tersohor di tahun 2000 an.
Pria dengan nama asli Basuki ini berperan sebagai Karyo yang merupakan pria berdarah Jawa yang mengontrak di dekat rumah Si Doel.
Pada tahun 2007, Basuki menghembuskan nafas terakhirnya.
Ia meninggal di usia yang cukup muda, yakni 51 tahun.
Kabarnya, ia terkena serangan jantung setelah bermain futsal.
Basuki sebenarnya bukan satu-satunya artis Indonesia yang meninggal setelah olahraga.
Pasti masih ingat dalam ingatan bagaimana Adjie meninggalkan dunia secara mendadak.
Pada tahun 2011, Adjie yang kala itu masih jadi anggota Komisi V DPR RI dikabarkan meninggal dunia di RS Fatmawati.
Ia dilarikan ke rumah sakit setelah merasa dadanya sesak setelah bermain sepakbola di kawasan Lebak Bulus.
Namun sayangnya tidak lama kemudian, Ia menghembuskan nafas terakhir karena diduga terkena serangan jantung.
Ya, keduanya juga meninggal secara mendadak setelah bermain bola.
Salah satu dugaan yang menyebabkan kematian mendadak ini adalah penyakit jantung.
Berikut penjelasan lengkapnya menurut ahli.
Sudah Punya Riwayat Penyakit Jantung yang Tak Disadari
Semua orang tahu manfaat kesehatan dari berolahraga.
Namun, beberapa orang yang melakukan olahraga secara rutin – bahkan atlet sekalipun, ada yang meninggal mendadak saat atau setelah olahraga.
Kejadian itu sontak membuat orang bertanya-tanya, apa benar olahraga malah memicu kematian mendadak?
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Apakah penyebabnya karena jantung berhenti atau serangan jantung?
Serangan henti jantung berbeda dengan serang jantung biasa, meskipun keduanya bisa menyebakan jantung gagal berfungsi sebagai mana mestinya dan menyebabkan kematian.
Serangan henti jantung atau istilah medisnya disebut dengan sudden cardiac arrest (SCA) adalah berhentinya detak jantung secara medadak yang disebabkan adanya gangguan aliran listrik di jantung, sehingga menghambat aktivitas pemompaan darah dan menghentikan sirkulasi darah dalam tubuh.
Umumnya seseorang yang terkena serangan henti jantung saat berolahraga dikarenakan telah memiliki riwayat penyakit jantung ini, hanya saja mereka tidak menyadari hal tersebut.
Sedangkan serangan jantung atau heart attack kebanyakan disebabkan oleh penyakit jantung yang berlangsung kronik dalam waktu lama.
Serangan ini terjadi karena adanya penyumbatan mendadak di dalam pembuluh darah koroner sehingga aliran darah ke otot jantung menjadi terhambat dan akhirnya merusak otot jantung.
Orang dengan riwayat serangan jantung sebelumnya akan memiliki risiko untuk mengalami henti jantung mendadak.
Penyebab Henti Jantung Saat Olahraga
Pada usia muda (di bawah 35 tahun), penyebab kematian mendadak saat olahraga umumnya akibat terjadinya SCA, bukan serangan jantung.
Ini disebabkan karena hipertropik kardiomiopati.
Kardiomiopati adalah suatu penyakit genetik yang menyebabkan terjadinya penebalan tidak normal di otot-otot jantung.
Sedangkan, penyebab kematian mendadak pada usia yang lebih tua berbeda – lebih dari 50 tahun, umumnya disebabkan karena mereka memiliki penyakit jantung koroner dan pernah mengalami serangan jantung sebelumnya.
Serangan jantung mengakibatkan beberapa otot jantung mati dan sekaligus mengganggu aliran listrik jantung.
Maka tidak heran, bila di kemudian hari mereka menjadi rentan mengalami SCA.
Saat melakukan aktivitas olahraga, semua otot bergerak, termasuk otot jantung.
Ketika melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, seseorang yang memiliki faktor kardiomiopati, otot jantungnya akan semakin menebal saat olahraga.
Hal ini membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa oksigen dan aliran listrik menjadi terganggu.
Nah, biasanya banyak orang yang tidak menyadari hal tersebut karena sebelumnya tidak merasakan keluhan.
Sehingga ketika seseorang melakukan olahraga terutama olahraga kompetitif dengan intensitas tinggi seperti sepak bola, futsal, tenis, ataupun lari maraton, jantung akan memompa dengan keras.
Dan terkadang, pada mereka yang kurang beruntung (sekitar 1% dari populasi), jantung berhenti mendadak dan mengakibatkan kematian.
Olahraga Bukan Pemicu Utamanya
Menurut Journal Of The American College Of Cardiology, sebanyak 52 serangan jantung terjadi di tempat olahraga biasa, 84 peristiwa di tempat olahraga alternatif, dan sebanyak 713 kasus serangan jantung lainnya terjadi di tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan olahraga.
Dalam Journal of American Medical Association, disebutkan bahwa risiko terkena penyakit jantung yang ditimbulkan akibat aktivitas fisik sangat rendah.
Yang lebih penting lagi, penelitian tersebut menemukan bahwa risiko kelangsungan hidup seseorang saat melakukan aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin menurunkan risiko mengalami serangan jantung sekitar 45 persen dibandingkan dengan orang sehat yang jarang berolahraga.
Jadi, bukan olahraganya yang menyebabkan seseorang terkena serangan jantung.
Pasalnya, rutin beraktivitas terbukti dapat menurunkan risiko kematian mendadak saat berolahraga, entah karena serangan jantung biasa maupun henti jantung.
Hal ini dikarenakan tubuh sudah terbiasa untuk beradaptasi dengan peningkatan aktivitas tubuh.
Sesuai yang sudah dijabarkan di atas, itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan jantung.
Terutama jika memang memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung dan kerap merasakan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, dan lemas.
Mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, ada baiknya untuk selalu melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum berolahraga.
Mulailah melakukan olahraga dengan aktivitas yang ringan-ringan dahulu.
Pasalnya hal tersebut akan membantu jantung menyesuaikan aktivitas secara perlahan.
Setelah selesai olahraga, jangan lupa untuk melakukan pendinginan secara perlahan-lahan dengan memperlambat kecepatan.
Jangan berhenti tiba-tiba. Langsung duduk, diam berdiri, ataupun berbaring setelah berolahraga bisa membuat kita merasa pusing atau bahkan jantung berdebar-debar.
Hal yang terpenting lainnya adalah memperhatikan faktor apa saja yang memicu seseorang terkena serangan jantung.
Seperti menghilangkan kebiasaan merokok, makanan yang tidak sehat, malas berolahraga, stres, kurang tidur, minum alkohol ataupun hal lainnya.