SajianSedap.com - Dunia hiburan kembali berduka.
Reza Gunawan, suami dari Dewi Lestari Simangunsong atau biasa dipanggil Dee Lestari meninggal dunia.
Kepergian Reza Gunawan tak hanya membuat Dee Lestari sedih.
Bermacam musisi, seperti BCL dan Andin begitu kehilangan sosok Reza Gunawan.
Tak hanya sebagai rekan kerja, Reza Gunawan juga dikenal pemberi dukungan para sahabatnya.
Reza Gunawan meninggal setelah berjuang sembuh dari stroke.
Stroke sendiri merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat Indonesia.
Dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, Selasa (6/9/2022) kemarin, kabar meninggalnya Reza Gunawan dikonfirmasi oleh keponakan Reza Gunawan yang enggan disebutkan namanya.
“Om Reza meninggal dunia karena memang sudah sakit selama sebulan, karena stroke dan pendarahan di otak," kata keponakan Reza saat dihubungi Kompas.com, hari ini, Selasa (6/9/2022).
Empat hari yang lalu, Dee Lestari sempat membagikan kabar terbaru sang suami melalui media sosial Instagram pribadinya @deelestari.
“Satu bulan satu minggu lamanya. Reza telah dirawat di rumah sakit akibat stroke perdarahan dan kini akan melanjutkan pemulihannya di rumah,” tulis Dee Lestari, seperti dikutip Tribunjogja.com dari caption unggahan Dee Lestari di Instagram.
“Ini akan menjadi perjalanan pemulihan yang panjang. Untuk waktu yang tidak bisa dipastikan, Reza belum bisa praktik, membuka kelas, maupun memenuhi undangan mengajar,” tulisnya lebih lanjut.
“Sebelumnya saya sengaja membatasi kabar ini agar privasi Reza selama di rumah sakit terjaga dan kami sekeluarga dapat lebih tenang mengelola berbagai hal yang harus kami hadapi. Mohon dimaklumi,” ucapnya.
“Kepada teman, tetangga, rekan, dan kerabat yang telah berbaik hati membantu serta mendukung Reza selama dirawat, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga berkat dan kebajikan kembali mengalir kepada Anda sekalian,” tulis Dee Lestari.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Gejala Stroke di Usia Muda
Melihat adanya risiko orang muda terserang stroke, seorang ahli saraf Blake Buletko angkat suara.
Ia menyarankan untuk mewaspadai gejala-gejala stroke. “Jangan pernah berasumsi bahwa Anda bebas dari stroke,” katanya.
Berikut ini adalah gejala awal stroke yang harus Anda waspadai:
- Hilangnya keseimbangan atau koordinasi secara tiba-tiba,
- Kehilangan penglihatan secara tiba-tiba pada satu atau kedua mata dan mengalami penglihatan ganda,
- Satu sisi wajah terkulai lengan atau kaki tiba-tiba melemah sulit berbicara,
- Sakit kepala yang parah juga bisa menjadi tanda stroke di usia mudah, khususnya stroke hemoragik atau pendarahan di otak,
- Kejang,
- Sulit untuk menelan,
- Mudah lupa,
- Suasana hati yang sering berubah tiap harinya.
Cara terbaik untuk mencegah stroke di usia muda adalah menghindari faktor risikonya serta menerapkan pola hidup sehat.
Penyebab Stroke di Usia Muda
Banyak orang di usia muda yang mengabaikan risiko terserang stroke dan hingga mengabaikannya.
Kebanyakan orang di usia muda mengabaikan gejala stroke karena berpikir bahwa dirinya terlalu sehat.
“Mengetahui tanda-tanda peringatan dan mencari bantuan dengan segera dapat mencegah stroke yang membatasi produktivitas Anda di masa depan,” tutur Buletko, dilansir dari berita Kompas.com (21/3/2022) .
Data dari Cleveland Clinic menunjukkan, sekitar 10 persen kasus stroke terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
Salah satu penyebabnya adalah efek obat dan faktor genetik tertentu.
"Stroke di usia muda juga bisa terjadi karena adanya diseksi arteri atau robekan kecil di arteri," jelas Buletko.
Selain itu, setiap kondisi yang menyebabkan kelainan struktural jantung maupun irama jantung yang tidak teratur juga dapat meningkatkan risiko stroke.
Mereka yang mengalami gangguan pembekuan darah atau penyakit sel sabit juga rentan mengalami stroke.
Beberapa hal lainnya yang juga bisa jadi pemicu stroke di usia muda di antaranya adalah gangguan pembekuan darah.
Akibat dari kondisi ini adalah meningkatnya penggumpalan pada trombosit atau sel darah merah saat bergerak melalui tubuh yang dapat menyebabkan stroke.
Kemudian penyakit sel sabit juga bisa memicu penyumbatan arteri dan pembuluh darah.
Akhirnya kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke secara signifikan.
Beberapa faktor risiko pemicu stroke antara lain tekanan darah tinggi, lolesterol tinggi, diabetes, merokok, kegemukan, dan struktur jantung yang tidak normal.