SajianSedap.com - Nyamuk jadi salah satu serangga yang menjadi ancaman kesehatanterutama memasuki musim hujan.
Khususnya nyamuk jenis aedes aegypti, nmauk ini bisa menyebarkan virus demam berdarah.
Banyaknya genangan air membuat perkembang biakan nyamuk jenins ini begitu pesat.
Alhasil saat musim penghujan tiba, pengidap demam berdarah biasanya cenderung meningkat.
Membahas mengenai nyamuk, Anda pasti sering merasakan dikerumuni nyamuk padahal Anda sudah mandi bahkan mekakai lotion anti nyamuk hingga obat nyamuk bukan?
Bahkan bisa saja dibanding orang lain, Anda merasa termasuk orang yang disukai nyamuk.
Alhasil saat Anda bepergian di area terbuka, baisanya nyamuk kerap mengigit Anda.
Anggapan ini rupanya tidak sepenuhnya salah loh.
Pasalnya beberapa orang dengan bau tertentu rupanya cenderung lebih disukai oleh nyamuk.
Lantas bau seperti apa yang disukai nyamuk ini?
Berikut ulasan lengkapnya.
Penyebab Sering Digigit Nyamuk
Pernahkah Anda merasa seolah-olah nyamuk selalu menggigit Anda dan sepertinya mengincar Anda?
Ya, hal ini rupanya disebabkan oleh bau yang Anda miliki.
Pernyatan ini rupanya sejalan dengan sebuah studi baru mengenai gigitan nyamuk.Dikutip dari USA Today, nyamuk adalah salah satu makhluk paling berbahaya di planet ini, berkontribusi terhadap penyebaran penyakit mematikan seperti malaria, yang membunuh ratusan ribu manusia setiap tahun.
Bahkan ada nyamuk yang "lebih suka menggigit orang".Namun bagi sebagian orang, nyamuk tampaknya lebih sering menyerang daripada yang lain.
Ada banyak teori tentang mengapa hal itu bisa terjadi, seperti golongan darah, jenis pakaian yang dikenakan seseorang, atau bakteri pada kulit, tetapi tidak ada yang pernah terbukti secara ilmiah sebagai penyebabnya.
Namun sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Cell 18 Oktober, merinci bagaimana produksi bahan kimia yang terikat dengan bau membuat beberapa orang menjadi magnet nyamuk, dan itu mungkin sesuatu yang harus mereka hadapi selama sisa hidup mereka.
Para peneliti sampai pada kesimpulan mereka dalam studi tiga tahun dengan meminta delapan peserta mengenakan stoking nilon di lengan mereka selama enam jam sehari pada beberapa hari untuk mengambil aroma kulit mereka.
Setelah stoking dipakai, mereka ditempatkan di ujung tabung panjang yang terpisah, dan nyamuk Aedes Aegypti, salah satu pembawa penyakit mematikan yang paling umum – dilepaskan untuk melihat tabung mana yang akan mereka pilih dan dikerumuni.
Pada akhirnya, para peneliti membuat penemuan yang mengkhawatirkan.
Salah satu peserta, Subjek 33, empat kali lebih menarik bagi nyamuk daripada peserta tempat kedua dan 100 kali lebih menarik daripada peserta yang paling tidak menarik.
Setiap kali stoking nilon peserta diadu dengan yang lain, nyamuk selalu tertarik pada Subjek 33.
Untuk melihat apakah respons itu hanya sebuah kebetulan, peneliti meminta 56 orang lagi untuk bergabung dalam penelitian ini, tetapi nyamuk tetap setia pada Subjek 33.
Setelah apa yang disebut turnamen selesai, para peneliti memeriksa senyawa kimia dari setiap peserta dan memperhatikan bahwa magnet nyamuk menghasilkan asam karboksilat.
Asam karboksilat ini merupakan senyawa yang digunakan oleh bakteri pada kulit manusia untuk menghasilkan bau badan yang unik, pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada yang lain.
JAdi orang yang memiliki asam karboksilat ini denga kadar tinggi memiliki kecenderungan disukai oleh nyamuk.
"Ada hubungan yang sangat, sangat kuat antara memiliki sejumlah besar asam lemak ini pada kulit Anda dan menjadi magnet nyamuk," Leslie Vosshall, penulis studi dan ahli neurobiologi di Rockefeller University di New York, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Vosshall menambahkan bahwa ini sebetulnya mengetahui bau mana yang paling disukai nyamuk bukan tujuan dari penelitian ini.
Harapannya adalah nyamuk akan kehilangan daya tariknya terhadap manusia atau tidak dapat membedakan subjek, sehingga manusia tak jadi sasaran empuk nyamuk.
"Namun bukan itu yang kami lihat. Itu membuat frustrasi," katanya.
Dengan menguji orang yang sama selama beberapa tahun, penelitian menunjukkan bahwa perbedaan besar ini bertahan, Matt DeGennaro, seorang ahli neurogenetik di Florida International University yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada The Associated Press.
“Magnet nyamuk tampaknya tetap menjadi magnet nyamuk,” kata DeGennaro.
Meskipun para peneliti tidak berhasil dalam tujuan mereka, temuan mereka dapat membuka jalan bagi cara membuat obat nyamuk.
Satu-satunya cara untuk mengubah bau seseorang, kata para peneliti, adalah dengan memanipulasi mikrobioma kulit; dan, jika mungkin, mengolesi kulit seseorang seperti Subjek 33 dengan senyawa seseorang yang tidak menarik bagi nyamuk dapat membantu orang tersebut menghindari gigitan.
Meski begitu, penelitian ini masih terus dikembangkan dan tidak menemukan akan ada penemuan baru mengenai bau spesifik yang disukai oleh nyamuk.
Baca Juga: Cara Membasmi Jentik Nyamuk di Bak Mandi, Tinggal Pakai Bahan Dapur Murah Ini