Beri Bantuan Trauma Healing ke Anak Korban Gempa Cianjur, Nathalie Holscher Malah Dicibir Netizen Karena Hanya Beri Permen, Ternyata Deretan Hal Ini Bisa Bantu Anak Sembuh dari Trauma Pasca Bencana

By Amelia Pertamasari, Sabtu, 26 November 2022 | 17:50 WIB
Nathalie Holscher beri bantuan korban gempa Cianjur. (Kolase Instagram @nathalieholscher dan @insta_julid)

Ini disebut dengan pemulihan trauma atau trauma healing, suatu proses pemberian bantuan berupa penyembuhan untuk mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan, panik, dan gangguan lainnya karena lemahnya ketahanan fungsi-fungsi mental yang dimiliki individu.

Terlebih lagi kita tinggal di Indonesia, negara dengan risiko bencana yang cukup tinggi dan beragam. Dr Andrea Baldwin dari Queensland Centre for Perinatal and Infant Mental Health, Australia pernah mengungkapkan pandangannya secara khusus tentang kasus semacam ini.

Dia mengatakan, perlu sikap khusus dari orangtua untuk membantu anak menyiapkan diri, menghadapi dan pulih dari trauma pasca bencana alam.

"Ada peningkatan gejala klinis pada anak, yang pasti, gelisah, tak mau lepas dari orangtua, megamuk, cemas akan perpisahan dan sikap menentang orangtua," ujar dia dikutip dari laman First Five Years.

Karena itu, kita harus cermat membicarakannya dengan anak untuk membantu mereka mengatasi trauma. Selain itu, pemahaman sejak dini bisa menjadi mitigasi bencana yang membuat anak menjadi pribadi yang lebih siap.

Setidaknya, ada tiga cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mendampingi anak setelah mengalami bencana alam yakni:

1. Mempertahankan rutinitas

Ketika gempa bumi terjadi di Cianjur, Jawa Barat, pada siang hari, kebanyakan anak sedang menjalani berbagai aktivitas. Getaran yang terasa tentu saja mengganggu aktivitas itu dan mengejutkan anak-anak.

Dalam kasus semacam ini, Dr Baldwin menyarankan untuk tetap mempertahankan rutinitas seperti biasa, pasca bencana. Lakukan kegiatan seperti biasa termasuk soal jenis aktivitas maupun waktunya.

Cara ini akan menjadi fase penyembuhan bagi anak untuk kembali seperti biasanya.

Baca Juga: Gempa M 5,6 Guncang Jakarta, Ini 5 Tindakan yang Harus Dilakukan saat Gempa Bumi

Pada masa itu, biarkan anak mengutarakan pertanyaan maupun perasaannya berkenaan dengan bencana yang dialami. Tujuannya untuk melepaskan stres anak terhadap situasi traumatis yang belum lama mereka alami.