Namun, kesalahpahaman bahwa telur cokelat lebih baik atau lebih "alami" daripada telur putih mungkin berasal dari fakta bahwa telur organik yang lebih mahal cenderung berwarna cokelat.
Selain itu, makanan cokelat (seperti gandum utuh) biasanya lebih sehat daripada versi putih yang diproses.
Akan tetapi, pigmentasi cangkang telur tidak ada hubungannya dengan nilai gizinya.
Setiap perbedaan dalam label dan harga pada karton telur bermuara pada jenis ayam.
Misalnya, ayam White leghorn—yang bertelur putih—menghasilkan lebih banyak telur dengan makanan yang lebih murah sehingga disukai pabrik peternakan.
Ayam bertelur coklat, seperti Rhode Island reds, membutuhkan makanan berkualitas lebih tinggi dan banyak guna menghasilkan telur berkualitas lebih tinggi.
Lantas apakah warna pada cangkang telur ini berpengaruh juga pada rasnaya?
Telur dengan cangkang warna coklat juga diklaim memiliki rasa yang lebih enak.
Padahal, warna cangkang juga tidak berpengaruh pada kualitas rasa telur.
Namun, tidak berarti semua telur memiliki rasa yang sama.
Faktor-faktor seperti jenis pakan, kesegaran dan cara memasak telur bisa mempengaruhi cita rasa.
Misalnya, ayam yang diberi pakan tinggi lemak bisa menghasilkan telur dengan rasa yang lebih nikmat daripada ayam yang diberi pakan rendah lemak.
Selain itu, semakin lama telur disimpan juga bisa menurunkan cita rasa telur.
Menyimpan telur dengan suhu rendah dan stabil, seperti di lemari es, juga bisa menjaga rasa telur lebih nikmat.
Nah mulai sekarang jangan salah paham lagi Sase Lovers!
Paling penting kualitas telur yang Anda konsumsi memiliki kualitas yang bagus.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Perbedaan Telur Ayam Coklat dan Putih, Mana Lebih Sehat?
Baca Juga: Telur Dibalik saat Disimpan Supaya Tidak Mudah Busuk dan Lebih Awet? Begini Faktanya