“Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya, ini melebihi batas yang ditentukan,” ujar Lisman lagi.
Lebih lanjut, Lisman mengatakan bahwa zat-zat kimia tersebut berdampak negatif terhadap tubuh manusia dan dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, gangguan reproduksi, meningkatkan risiko asma, dan mutasi gen.
Hal ini senada dengan pernyataan dari ilmuwan riset di New York State Department of Health, Kurunthachalam Kannan, Ph.D., yang mengatakan bahwa BPA juga terkandung pada kertas pembungkus makanan dengan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi.
Dimana bubuk BPA digunakan untuk melapisi kertas supaya lebih tahan terhadap panas.
Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering terdapat pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket.
Melihat penjelasan tersebut, demi meminimalisir risiko yang ada sebaiknya mulai sekarang kita mulai hindari penggunaan kertas nasi ini terlebih untuk makanan yang panas.