SajianSedap.com - Gula merupakan salah satu bumbu atau pemanis yang wajib distok di rumah.
Selain untuk masakan, gula juga bisa digunakan untuk memaniskan teh, kopi dan minuman lainnya.
Ada berbagai jenis gula yang kita tahu, mulai dari gula pasir, gula merah, gula batu dan lain sebagainya.
Tapi, kita juga tak asing dengan nama gula stevia, nih.
Memang gula stevia jarang digunakan atau dikonsumsi sebagai bahan pangan harian.
Biasanya gula ini digunakan dalam industri makanan atau minuman.
Namun kebanyakan orang menyangka bahwa gula stevia ini berasal dari tebu, nih!
Padahal, ternyata gula stevia berasal dari daun jenis ini.
Apa itu?
Gula Stevia Pemanis Pengganti Gula
Diketahui bahwa kamu akan menemukan nama stevia atau steviol dalam beberapa kemasan makanan, khususnya yang memiliki rasa manis.
Gula stevia sendiri memiliki rasa manis 200 kali bahkan hingga 350 kali lipat lebih manis dari gula biasa dikutip dari Kompas.com.
Dengan kadar manis ini, gula stevia disebut lebih sehat dibanding gula pasir biasa.
Pada umumnya, sebagian besar orang mengetahui gula terbuat dari tebu.
Namun gula stevia ini ternyata terbuat dari tanaman stevia, nih.
Apa itu Tanaman Stevia?
Tanaman ini sekilas daunnya mirip dengan daun mint.
Dikutip dari Food Insight, tanaman stevia adalah semak herbal yang berasal dari Amerika Selatan.
Tanaman stevia merupakan sumber rasa manis yang tidak mengandung kalori.
Komponen utama yang bertanggung jawab atas rasa manis stevia(glikosida steviol), ada di daunnya.
Pemanis yang diekstraksi dari daun stevia digunakan sebagai bahan pengganti gula dalam makanan dan minuman kemasan rendah kalori.
Pemanis stevia dan gula memberikan rasa manis pada makanan dan minuman.
Namun, pemanis stevia tidak mengandung kalori atau meningkatkan glukosa darah seperti halnya gula.
Pemanis Stevia 200–350 kali lebih manis daripada gula, jadi hanya diperlukan sedikit saja untuk memberikan tingkat kemanisan yang sama seperti gula.
Saat Anda mengonsumsi gula (sukrosa), tubuh memecahnya menjadi glukosa dan fruktosa, menggunakan apa yang dibutuhkannya, dan menyimpan sisanya untuk digunakan di masa mendatang.
Sebaliknya, saat mengonsumsi pemanis stevia, tidak ada komponen pemanis yang tersimpan di dalam tubuh.
Sebaliknya, mikroba usus di usus besar menggunakan sebagian stevia untuk energi, sementara sisanya dikeluarkan melalui urin.
Meski memiliki kadar kalori nol, apakah gula stevia ini aman dikonsumsi harian?
Pemanis stevia aman dikonsumsi.
Mereka adalah salah satu dari delapan jenis pemanis rendah dan tanpa kalori yang diizinkan oleh Food and Drug Administration (FDA) AS untuk digunakan dalam persediaan makanan AS.
Pemanis stevia pertama diakui aman oleh FDA pada tahun 2008.
Selain FDA, otoritas kesehatan global terkemuka seperti European Food Safety Authority (EFSA) dan Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) telah menyimpulkan bahwa pemanis stevia aman dikonsumsi.
Pemanis Stevia juga telah dipastikan aman oleh Food Standards Australia New Zealand (FSANZ), Health Canada, dan Kementerian Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang.
Berdasarkan kesimpulan otoritas global, pemanis stevia saat ini diizinkan untuk digunakan di lebih dari 60 negara.
Baca Juga: Minuman Serbuk Kolagen Bebas Gula Kini Paling Banyak Dicari Sebagai
Namun dikutip dari Kompas.com, sayangnya gula stevia seringkali dipasarkan dengan bahan tambahan seperti maltodekstrin.
Maltodekstrin bisa menghambat jumlah bakteri baik dalam pencernaan hingga 83 persen.
Konsumsi stevia berlebihan juga bisa memicu berbagai masalah pencernan seperti kembung dan diare.
Laporan dari Livescience juga menyebut gula stevia bisa bereaksi dengan beberapa jenis obat-obatan, sepertiantijamur, antijerawat, obat antikanker, antimikroba, dan sejenisnya.
Itu sebabnya, sebelum memutuskan untuk rutin mengonsumsi gula ini kita harus berkonsultasi dengan dokter.
Semoga bermanfaat!