Ternyata bukan sekadar untuk bersenang-senang, lomba makan kerupuk menyimpan sejarah dan filosofi tersendiri, loh.
Melansir dari Kompas.com, sejarah lomba makan kerupuk dijabarkan oleh sejarawan dan penulis buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia, Fadly Rahman.
Rayakan kemerdekaan Indonesia dengan sederhana
“Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, banyak perlombaan-perlombaan yang diadakan saat masa tahun 1950-an,” ujar sejarawan sekaligus sekaligus dosen Departemen Sejarah Universitas Padjajaran seperti dikutip dari Kompas.com.
Pada masa tersebut kondisi politik dan keamanan negara sudah mulai kondusif, karena pada 1945 hingga 1950-an masih banyak peperangan yang mengharuskan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.
Sehingga masyarakat tidak sempat merayakan kemerdekaan Indonesia dengan beraneka macam perlombaan dan perayaan meriah.
Namun pada 1950-an mulai bermunculan lomba untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.
“Bahkan Bung Karno kala itu mendukung kegiatan-kegiatan hiburan rakyat seperti perlombaan-perlombaan ini,” jelas Fadly.
Perlombaan itu bertujuan untuk menghibur rakyat setelah masa peperangan berakhir. Ada lomba panjat pinang, tarik tambang, dan makan kerupuk.
Kerupuk identik sebagai makanan rakyat kecil
Lomba makan kerupuk menjadi salah satu lomba pertama yang diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia kala itu.
Sebab kerupuk identik sekali sebagai makanan rakyat jelata di masa perang.