Secara spesifik, di suhu 25 derajat celcius terjadi peningkatkan antimony dua kali lipat dibanding pada suhu dingin.
Meski begitu level logam berat ini bervariasi pada berbagai merek minuman.
Pada suhu yang sama, kadar BPA hanya ditemukan meningkat pada 3 merek, walau konsentrasinya belum perlu dikhawatirkan.
Tetapi kehadiran BPA dalam botol air masih menjadi misteri.
"Secara teori, plastik seharusnya tak mengandung BPA. Tapi bisa juga saat proses pembuatan, terutama jika memakai produk daur ulang, bisa ditemukan BPA," kata Ma.
Di suhu 70 derajat atau suhu dalam mobil, konsentrasi antimony secara konsisten meningkat.
Jumlah tertinggi yang diukur mencapai .00026 miligram perliter air.
Tetapi jumlah tersebut masih lebih rendah dibanding standar aman dari EPA .0006 mg/liter air.
Para peneliti memperkirakan bahwa dalam skenario terburuk, minum air yang terkontaminasi tersebut bisa berbahaya, terutama untuk anak.
Perlu diketahui, keberadaan zat kimia dalam botol air tersebut memang rendah, meski begitu Ma tetap menyarankan untuk menghindari minum air dalam botol yang sudah terpapar panas.
"Jika Anda menyimpan botol air dalam tempat panas, antimony bisa dilepaskan dari plastik dan tercampur dalam air," katanya.
Meski begitu, jika minum air tersebut sesekali mungkin tak perlu terlalu khawatir.
"Minum air dari botol itu aman, tapi jangan menyimpannya dalam lingkungan panas terlalu lama," tandasnya.
Tentunya pencegahan adalah hal terbaik yang bisa Anda lakukan.
Jika berkenan Anda bisa menyebarkan informasi ini untuk kesehatan yang lebih baik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hindari Minum Air dari Botol yang Terpapar Sinar Matahari