Menurut SulaemanAhmad Sulaeman, PhD., Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University sekaligus Sekjen Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan, jengkol yang bagus untuk dikonsumsi adalah jengkol berumur tua.
Kamu bisa memilih dan membeli jengkol tua dengan memerhatikan beberapa ciri, seperti warna daging jengkol yang kuning cenderung putih dan teksturnya liat atau sulit dipatahkan.
2. Bersihkan jengkol
Kulit jengkol tua yang akan diolah harus dikupas terlebih dahulu hingga benar-benar bersih. Menurut penuturan pegiat jengkol, Dwi Kartika, dalam berita Kompas.com, kulit jengkol harus dikupas hingga bersih agar tidak meninggalkan rasa pahit.
Lalu jengkol tua yang akan digunakan untuk memasak, sebaiknya dicuci terlebih dahulu hingga benar-benar bersih dari kotoran.
3. Rendam jengkol
Jika ingin sekaligus mengurangi kandungan asam oksalat jengkol, kamu bisa merendam jengkol hingga tiga hari berturut-turut. Jangan lupa untuk mengganti air rendaman jengkol setiap hari.
Selain itu, menurut Leo Gendro chef dari Asosiasi Chef Indonesia (ICA), jengkol bisa direndam dalam cucian air beras selama satu malam agar bau jengkol berkurang.
4. Rebus jengkol dengan kopi
Menurut Leo, jengkol bisa direbus dengan kopi tanpa gula selama satu jam untuk mengurangi bau jengkol.
"Sebelum dimasak dengan bumbu, coba rebus dulu dengan kopi bubuk tanpa gula. Satu jam saja dengan api kecil, nanti aromanya lumayan ternetralisir," ujar Leo seperti dikutip dari berita Kompas.com.
5. Rebus jengkol pakai daun jambu biji
Jengkol juga bisa direbus menggunakan jambu biji, seperti dikutip dari berita Kompas.com.
Jika menggunakan daun jambu biji untuk merebus jengkol, kamu bisa memilih untuk mengupas jengkol sebelum atau sesudah direbus.
6. Memarkan jengkol
Setelah jengkol yang direbus atau digoreng sudah ditiriskan, jengkol sebaiknya digeprek atau dipukul-pukul terlebih dahulu.