Mengapa Sajian Ikan saat Imlek Tidak Dipotong? Ternyata Begini Maknanya

By Idam Rosyda, Minggu, 21 Januari 2024 | 12:40 WIB
mengapa sajian ikan saat Imlek tidak dipotong (SajianSedap)

SajianSedap.com - Ikan merupakan salah satu hidangan yang lazim dikonsumsi saat Imlek.

Biasanya ikan dihidangkan dengan cara di tim atau dikukus.

Bisa juyga digoreng kemudain disiram dengan kuah.

Namun satu hal yang unik dalam pengolahan ikan saat Imlek.

Sebagian dari Anda pasti akan memotong ikan menjadi dua atau potongan kecil jika ukuran ikan terllau besar.

Namun lain halnya jika sajian ini untuk Imlek.

Biasanya ikan disajikan dalam bentuk utuh.

Makna Sajian Ikan Utuh Dalam Makanan Imlek

Tapi tentu saja bagian dalamnya dibuang.

Namun tentu cara penyajian ini bukan asal saja.

ternyata penyajian ikan utuh dlaam makanan imlek ini memiliki makna yang mendalam.

Melansir dari Serious Eats, hidangan Tahun Baru Imlek hampir selalu menyertakan dayu darou—yang secara harafiah berarti "ikan besar dan daging besar".

Baca Juga: Asal-usul Capcay, Kondang di Indonesia Tapi Tidak Dikenal di Tiongkok, Kok Bisa?

Ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan pesta mewah yang mengutamakan protein hewani, dibandingkan dengan pola makan sehari-hari yang mengonsumsi daging dan makanan laut dengan lebih hemat.

Ikan utuh memberikan tampilan yang mengesankan di meja makan, tetapi ikan juga melambangkan kelimpahan.

Ungkapan Cina "you yu", yang secara harfiah berarti "memiliki ikan", adalah sepasang homofon yang dapat berarti "ikan" atau "kelebihan". Saat Anda makan ikan, Anda mungkin berharap teman Anda niannian youyu—semoga Anda mendapat kelimpahan dari tahun ke tahun!

Ikan yang disajikan secara utuh saat Imlek melambangkan harapan rezeki yang mengalir utuh dari awal tahun hingga awal tahun.

Ikan juga melambangkan kapal, sehingga saat Imlek penyediaannya tidak boleh dipotong.

Ikan ini biasanya dikukus utuh dengan gaya yang sesuai dengan wilayah Tiongkok tempat ikan tersebut disajikan.

Di Hangzhou, ikan mas yang dikukus lalu disiram dengan saus cuka manis berwarna molase.

Di Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan, ikan dapat disajikan secara sederhana, ditaburi dengan kedelai dan minyak wijen dan di atasnya diberi taburan jahe, cabai, dan bawang merah, atau dengan taburan jahe, kacang hitam, dan daun ketumbar yang lebih beraroma.

Ikan tersebut bahkan mungkin digoreng utuh, seperti ikan tupai Suzhou (songshu yu) yang luar, disajikan dengan saus asam manis, dengan daging dipotong sedemikian rupa sehingga menonjol keluar seperti bulu tupai saat dimasak, sedangkan kepala dan ekornya dibiarkan utuh.

Nah di Indonesia pun hampir sama.

Namun dengan akulturasi budaya, penambahan saus biasanya disajikan dnegan variasi dengan menggunakn saus lokal.

Baca Juga: Berdiri Sejak 1958, Mi Ayam Halal ini Selalu Ramai dan Jadi Tujuan saat Tahun Baru Imlek di Medan