Satu Abad Tahu Sumedang

By dina, Rabu, 25 Januari 2017 | 00:52 WIB
14 Makanan Daerah Serba Tahu (Bagian 2) (dina)

       SajianSedap.comTahu Sumedang kini berusia 100 tahun alias satu abad. Dirintis tahun 1917, oleh imigran asal China yang datang langsung ke Sumedang melalui pelabuhan Cirebon, camilan yang renyah dan khas ini jadi ikon Sumedang. Tahu Bungkeng menjadi perintis tahu di Sumedang sejak 1917.

       “Saya sebagai cucu dari Bungkeng, sangat bangga hasil olahan buyut saya menjadi ikon Sumedang menghidupi keluarga kami juga juga ratusan pengusaha tahu Sumedang serta para pegawainya,” kata Suryadi Ukim (52) pemilik gerai Tahu Bungkeng saat ditemui di tokonya, Rabu (18/1/2017).

       Cikal bakal Tahu Sumedang ini dibawa oleh seorang imigran asal China bernama Ong Kino yang tiada lain adalah buyut Suryadi yang datang ke pulau Jawa melalui pelabuhan Cirebon, awal tahun 1900-an.

       “Sesampai di Sumedang ia langsung mendirikan pabrik tahu di Jalan Sebelas April ini,” ujarnya.

       Ong Kino memang yang merintis usaha tahu di Sumedang, tetapi yang terkenal perintis tahu adalah Ong Bungkeng yang tidak lain dari anaknya Ong Kino yang menyusul ke Jawa. Bungkeng sudah meninggal dunia 1994. Usaha tahu diteruskan oleh anaknya, Bah Ukim yang kemudian kini dikelola oleh Suryadi, anaknya Bah Ukim. Ukim mengaku dari tujuh bersaudara hanya dirinya yang meneruskan berdagang tahu.

       “Dulu tahu itu hanya makanan yang dimakan orang China saja sesekali warga di sekitar mencicipi tahu. Biasanya tahu dibuat kalau ada makan bersama sesama orang China,” katanya.

       Sampai akhirnya, tahu itu dicoba dijual. Alkisah, pemuda Ong Bungkeng ketika tengah bekerja mengolah tahu dan menjualnya di daerah Tegalkalong atau kini Jalan Sebelas April.

       Kebetulan Dalem Sumedang Pangeran Soeriaatmadja yang akan pergi ke Situraja melewatinya. Bupati Sumedang yang dikenal dengan Pangeran Mekah ini lewat di depan warung Tahu Ong Bungkeng dengan kereta kuda. Ia mencicipi goreng Tahu buatan Bungkeng yang terbilang makanan baru saat itu. “Ngeunah geuning ieu kadaharan teh, moal burung payu geura. (Lezat dan enak makanan ini pasti akan laku keras sekali, red),” kata Dalem Sumedang ini.

      Ia menyebutkan beberapa pengusaha tahu Sumedang yang masih bertahan tetapi tak sedikit keturunnya tak melanjutkan usaha tahu Sumedang.

       “Dulunya dagang tahu kemudian dagang barang lainnya dan usah atahu ditinggalkan. Seperti Aniw, dulu dagang tahu tapi sekarang hanya jualan barang elektronik,” katanya.

       Itulah kisah satu abad tahu Sumedang. Kini, makanan ini jadi salah satu camilan favorit di Indonesia. Sukakah Anda? (ER/DR-Tribunnews.com)