Harga Telur Naik, Pedagang Telur Gulung hingga Nasi Padang Lakukan Hal Ini

By Raka, Jumat, 13 Juli 2018 | 20:30 WIB
Cara pedagang telur siasati naiknya harga telur (megapolitan.kompas.com)

Sajiansedap.id - Naiknya harga telur membuat sejumlah pihak meradang.

Tak hanya kalangan masyarakat, hal ini juga dikeluhkan oleh para pedagang makanan.

Terutama yang menggunakan telur sebagai bahan baku utama dalam setiap sajiannya.

BACA JUGA: Mau Lihat Rempeyek Ala Orang Kaya? Hanya Soimah yang Punya, Lo!

Hingga yang menjadikan telur sebagai nilai jual produknya.

Namun demi menyambung hidup, para pedagang akan melakukan ragam cara dalam mengatasi naiknya harga telur ini.

Salah satunya adalah Agus penjual telur gulung di depan Puskesmas Tambora, Jakarta Barat.

Agus mengurangi jumlah telur yang ia gunakan untuk membuat satu tusuk telur gulung setelah harga telur melejit dalam sepekan terakhir.

Biasanya, Agus memakai 2 telur untuk satu adonan yang bisa dibuat menjadi 10 tusuk telur gulung.

BACA JUGA: Legit Banget! Amparan Tatak Pisang Ini Wajib Anda Buat Di Rumah!

Namun, karena harga telur melejit, ia hanya menggunakan 1 telur untuk satu adonan. 

Untuk satu tusuk telur gulung, Agus menjualnya dengan harga Rp 1.000.

Menurut dia, tidak mudah menaikkan harga satu tusuk telur gulung.

Ia lebih memilih mengurangi penggunaan telur dibandingkan menaikkan harga. 

Ia pun berharap harga telur bisa kembali stabil sehingga tidak berdampak pada penjualan telur gulungnya.

Apalagi telur gulung mulai kembali digandrungi.

Terutama bagi generasi 90an yang ingin kembali bernostalgia dengan hidangan favoritnya.

Salah satunya telur gulung.

Sementara itu, penjual nasi padang di sekitar Pasar Angke, Halimah mengaku terbiasa dengan lonjakan harga kebutuhan pokok.

Ia mengaku berjualan nasi padang selama 10 tahun.

Hanya saja ia cukup terkejut karena naiknya harga telur pasca lebaran.

BACA JUGA: Walau Single Parent, Yuni Shara Sukses Bangun Rumah Megah, Lihat Saja Mewah Dapurnya!

Kendati demikian, seperti Agus, Halimah mengakali kenaikan harga telur ini dengan mengurangi porsi makanannya.

Biasanya, Halimah menjual dua telur balado tanpa nasi seharga Rp 6.000.

Namun, harga 2 telur ia naikkan menjadi Rp 8.000 apabila pelanggan membeli tanpa nasi.

Ia berharap, pemerintah segera bertindak untuk menurunkan harga telur di pasaran.

Karena menurutnya telur adalah salah satu bahan utama bagi para penjual makanan. 

Keluhan serupa juga diungkapkan Setyo, penjual cilok yang berjualan depan Stasiun Angke.

BACA JUGA: Enggak Gengsi! Nana Mirdad Tunjukkan Makannya Lebih Banyak Daripada Suami, Ampun Porsinya

Bagi Setyo, kenaikan harga telur di pasaran membuat ia harus mengurangi bahan pembuatan ciloknya.

Untungnya, kata Setyo, sejauh ini belum ada komplain dari pelanggan mengenai ukuran ciloknya yang lebih kecil.

Meskipun begitu, ia berharap pemerintah segera turun tangan agar para konsumen setianya tidak pindah ke penjual lain. 

Wah ternyata sampai segitunya, ya!

Semoga Pemerintah dengan cepat dapat menurunkan harga telur.

 BACA JUGA: Legit Banget! Amparan Tatak Pisang Ini Wajib Anda Buat Di Rumah!