Harga Daging Ayam Naik di Mana-Mana, Begini Penjelasan Menteri Perdagangan

By Lena Astari, Sabtu, 21 Juli 2018 | 13:45 WIB
Harga daging ayam naik (Tribun Jakarta/Nawir Arsyad Akbar)

SajianSedap.id – Ada kabar mengejutkan bagi ibu-ibu di rumah dan pelaku bisnis kuliner.

Setelah harga telur dikabarkan naik, kini harga daging ayam turut melambung tinggi.

Tentu saja ini jadi kabar yang kurang bagus bagi semua orang mengingat daging ayam adalah salah satu bahan makanan pokok.

BACA JUGA: Tips Jitu Membuat Kulit Risoles yang Tidak Mudah Sobek, Mudah Diikuti

Tidak hanya pembeli, kondisi ini pun dikeluhkan oleh para pedagang di pasar.

Berapa kenaikan harga daging ayam dan bagaimana tanggapan dari menteri?

Simak info selengkapnya berikut ini.

Akan Kecilkan Ukuran Ayam

Sepertinya masyarakat Indonesia harus mengurangi konsumsi daging ayam.

Dilansir dari Tribun News, harga daging ayam di Pasar Klender dan Kramat Jati, Jakarta Timur, mengalami kenaikan.

Menurut seorang pedagang, daging ayam yang semula satu ekor dihargai 60 ribu, kini jadi 80 ribu.

Hal ini pun diakui mereka membuat jumlah pembeli jadi menurun.

Ibu rumah tangga kini mulai beralih ke bahan makanan lain seperti tahu, tempe, atau ikan.

Yang masih membeli daging ayam hanya mereka yang memiliki usaha warung makan.

BACA JUGA: Tajir dari Lahir, Makanan Kesukaan Olla Ramlan Bikin Takjub, Merakyat Banget!

Itu pun jumlahnya berkurang, yang semula bisa membeli di atas 2 kilogram, kini hanya membeli satu kilogram.

Salah seorang pemilik warteg mengatakan mereka harus mensiasati naiknya harga daging ayam ini.

Diantaranya adalah membatasi jumlah penjualan daging ayam hingga mengecilkan ukuran ayam yang dimasak.

Pasalnya mereka tidak mungkin langsung menaikkan harga begitu saja supaya pelanggan tidak pergi.

Tanggapan Menteri Perdagangan

Para pedagang sendiri pun tidak mengerti mengapa harga daging ayam bisa naik.

Padahal saat bulan Ramadan dan Lebaran lalu harga sejumlah komoditi pangan bisa ditekan sehingga kenaikan harga tidak terlalu terasa.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa penyebab kenaikan harga telur dan ayam adalah karena masa libur panjang Lebaran 2018.

BACA JUGA: Mau Lihat Rempeyek Ala Orang Kaya? Hanya Soimah yang Punya, Lo!

Supply ke pasar sampai ke konsumen jadi berkurang akibat para pekerja mengambil cuti panjang.

Alasan lainnya adalah faktor cuaca ekstrim juga mempengaruhi.

Sebab saat cuaca ekstrim, produktivitas para ayam peternak juga menurun.

Masyarakat pun hanya bisa bersabar sampai harga daging ayam kembali stabil.

Namun dikabarkan harga daging sapi tetap stabil dan tidak mengalami kenaikan.

Ada yang ikut merasakan kenaikan harga ini juga?

BACA JUGA: Presiden Juga Manusia! Demi Bisa Suapi Cucu, Jokowi Sampai Tolak Pengawalan Paspampres