SajianSedap.com – Ketika Plato mengusulkan kepada akademi agar manusia didefinisikan sebagai ‘binatang berkaki dua yang tidak berbulu (feathers)' maka Diogenes mencabuti bulu seekor ayam yang jantan dan memperlihatkannya kepada orang-orang bijak Yunani itu.
“Inilah yang menurut definisi Plato disebut manusia,” katanya.
Sejak itu definisi ditambahi embel-embel menjadi: Manusia adalah binatang berkaki dua yang tidak berbulu dan dengan kuku yang lebar dan datar.
Jadi nyatalah bahwa zaman Yunani orang sudah kenal pada ayam.
Hubungan manusia dan ayam sudah terjalin kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi di India.
Unggas liar berwarna merah dijinakkan dan dipelihara untuk jadi kurban sajian.
Baca Juga : Dulu Mau Makan Saja Susah, Sekarang Inul Tak Masalah Buat Traktir Karyawan PLN, Luar Biasa!
Pendeta-pendeta biasanya mengolah bagian-bagian yang tidak disajikan untuk dijadikan makanan, sedangkan dewa-dewi menerima bagian-bagian yang biasanya kurang begitu enak dimakan.
Pada tahun 1500 sebelum Masehi, Eropa sudah mengenal itik dan angsa, tetapi belum mengenal ayam.
Orang-orang Yahudi dalam Perjanjian Lamapun tampaknya belum punya ayam.
Setidak-tidaknya tidak tertulis ada ayam.
Baca Juga : Rugi Kalau Tak Coba! Ini 4 Cara Pintar Membersihkan Aneka Peralatan Hanya dengan Spons Cuci Piring