Tak Banyak yang Tahu! Seorang Pedagang Terciduk Semprotkan Cat Pada Makanan Ini Demi Raih Keuntungan

By Meista, Rabu, 12 September 2018 | 08:05 WIB
()

SajianSedap.id- Jika sedang berbelanja ke pasar, kita tentu akan memilih bahan makanan dengan kualitas yang paling baik.

Bukan cuma supaya rasa masakannya enak, tetapi juga demi kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit akibat bahan makanan yang tak bagus kualitasnya.

Tapi bagaimana jadinya, ya, jika ada penjual yang menjual bahan makanannya dengan cara curang?

Mau cari untung, tapi malah konsumen yang dirugikan.

Baca Juga : Bukan Cuma Jadi Sarapan Favorit Sejuta Umat, Nasi Goreng Ikan Asin Bikin Hari Jadi Makin Istimewa

Seperti pedagang yang satu ini.

Ia sampai gunakan cat semprot untuk makanan yang dijualnya.

Waduh!

Apa tidak bahaya bagi tubuh si konsumen nantinya?

Tak Sabaran, Cat Semprot Pun Dipakai Agar Buah Terlihat Matang

Beberapa pedagang memilih menggunakan cara licik demi mendapatkan keuntungan lebih besar.

Mereka tidak memikirkan dampak yang akan dialami pembeli.

Seperti yang terjadi di Pakistan pada bulan lalu.

Baca Juga : Sarapan Super Lengkap dengan Sepiring Capcay Mie, Keluarga Pasti Suka

Layla Khan (23) memergoki seorang pedagang buah yang sedang melakukan kecurangan di sebuah pasar di desa Afzalpur, Pakistan.

Perempuan ini sempat terkejut menemukan pedagang itu berjongkok di belakang kios dan menyemprotkan sekaleng cat untuk mewarnai buah anggur.

Cat semprot tersebut berwarna merah sehingga buah anggur pun menyerupai anggur merah.

Secara diam-diam, Layla merekam aksi pria paruh baya tersebut.

Menyadari ada yang merekam, sang pria justru menyeringai kemudian kembali menempatkan buah anggur di tumpukan buah.

Pedagang tersebut justru mengatakan 'semua orang melakukannya', ketika Layla melontarkan pertanyaan.

Beberapa hari sebelumnya, bibi Layla sempat mengalami diare setelah makan buah anggur yang dijual pedagang tersebut.

Layla dan bibinya berasal dari Brimingham, Inggris dan dia mengetahui banyak turis Inggris yang berjalan-jalan di area pasar tersebut.

Baca Juga : Semangkuk Sup Tomat Pasta Ala Resto Italia Ini Bisa Kita Buat Sendiri Di Rumah, Lo!

Layla pun menuliskan, "Turis perlu berhati-hati di pasar jalanan seperti ini.

Anda dapat dengan mudah dieksploitasi dan itu sangat berbahaya bagi kesehatan Anda. Orang ini tidak peduli bahwa ia memberi makan orang-orang beracun dan itu membuat bibiku sakit parah.

Bibi saya jatuh sakit selama dua hari karena diare hanya karena makan buah anggur (yang dibeli) dari seorang pria di jalan.

Sepupu saya dan saya sedang berbelanja dan kami memutuskan untuk menyelidiki, ada pedagang kaki lima yang menjual segala jenis makanan seperti kebab, samosa, buah dan kelapa.

Para turis perlu membuka mata mereka dan melihat apa yang mereka beli.

Pergi ke supermarket untuk membeli makanan agar aman - anggur harganya lebih mahal tetapi itu sepadan."

Baca Juga : Semua Pasti Menanti Sarapan Kalau Menunya Kentang Panggang Maknyus Ini!

Layla telah melaporkan insiden tersebut kepada polisi setempat.

Ternyata kejadian serupa pernah terjadi di India pada 2015 lalu.

Seorang pria di Delhi menyemprotkan cat berwarna merah ke tumpukan buah leci yang masih mentah.

Si perekam pun memberi peringatan tentang bahayanya, namun pria penjual buah tersebut menjelaskan bahwa dia tak bisa menunggu lebih lama lagi hingga matang untuk menjualnya.

Hal itu terlalu lama, sementara mereka butuh uang untuk bertahan hidup.

Pada tahun 2015, pengawas makanan India menemukan 20% makanan India telah diracuni dengan cara tertentu.

Pewarna dan bahan kimia digunakan oleh beberapa petani untuk menyamarkan buah-buahan dan sayuran yang belum matang atau membusuk.

Buah dan sayur tersebut juga dapat dilapisi dengan silikon atau lilin yang berfungsi berfungsi sebagai pengawet untuk membuatnya tampak segar.

Baca Juga : Mahal-Mahal Sewa Jet Pribadi, Mulan Jameela Malah Makan Lesehan di Lantai Pesawat

Beberapa kandungan kimia dalam cat semprot tentu sangat berbahaya bagi tubuh.

Di antaranya bisa menyebabkan pusing, iritasi, mual, kecemasan, kelelahan otot, infeksi kulit dan hati, depresi sistem saraf pusat, hingga kerusakan ginjal. (Kunthi Kristyani)