SajianSedap.id – Sosoknya yang menjadi bagian dari Girl Squad membuat seorang Chacha Frederica kini tak lepas disorot oleh warganet.
Pasca liburan di Barcelona, Spanyol bersama Tasya Kamila, kini Chacha kerap tertangkap menikmati ragam kuliner.
Baca Juga : Hanya Karena Pesanan Tak Sesuai, Wanita Ini Lempar Kepala Pelayan dengan Mangkuk!
Seperti beberapa hari lalu, ia tengah mengunggah foto yang menampilkan dirinya yang tengah mengunjungi sebuah warung kopi legendaris.
Warung kopi ini sendiri berada di Belitung, daerah yang tengah dikunjungi Chacha.
Namun, tampaknya ia tak bisa menikmati kopi dari warung kopi tersebut, sehingga memilih untuk menikmati sebuah sajian yang lain.
Dalam akun instagramnya, Chacha mengungkapkan ia lebih memilih untuk menikmati segelas teh tarik.
Tampaknya ia fokus memperhatikan pola hidup sehat yang ia terapkan saat ini.
Meski tak menikmati langsung secangkir kopi dari kedai kopi tersebut, ia cukup bersyukur untuk datang ke kedai kopi tersebut.
Baca Juga : Jadi Penyebab Kepergian Olga Syahputra, Kurangi Konsumsi Makanan Ini Sekarang Juga!
Hal ini karena kedai kopi yang berdiri sejak 1943 ini juga merupakan salah satu saksi sejarah dari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain teh tarik, dalam unggahan tersebut, Chacha juga menikmati dua potong pisang bakar.
Pisang ini juga merupakan salah satu sajian pelengkap dari kedai kopi ini.
Chacha yang pernah beradu akting dengan Marshanda ini, juga merasa kurang puas jika hanya menyantap pisang bakar.
Ia pun menambahkan beberapa potong singkong rebus.
Tak hanya menikmati setiap santapan dalam kedai kopi tersebut, ia juga menunjukan fasilitas yang ada di sana.
Tak seperti di kota-kota besar yang memiliki menu dan fasilitas mewah, kedai kopi legendaris ini masih menggunakan peralatan sederhana untuk membuat setiap sajian.
Hal ini dilihat dari video yang diunggah oleh Chacha yang menampilkan proses membuat kopi dan teh tarik dengan alat sederhana.
Bahkan area tempat duduknya baik di dalam maupun luar ruangan terbilang sangat sederhana.
Namun dari kesederhanaan tersebut, Chacha tetap menyukai menyantap setiap sajian dari kedai kopi tersebut.
Pujian tersebut langsung keluar dari mulutnya setelah menyantap segelas teh tarik.
Namun, sayangnya Chacha tak bisa merasakan lebih karena terdapat kesibukannya yang cukup padat.
Tertua di Belitung
Kedai kopi Kong Djie (Kong Djie Coffee) di persimpangan Siburik, Jalan Gegedek menjadi satu objek yang sering dikunjungi wisatawan saat liburan ke Belitung.
Karena berdiri di tahun 1943, kedai kopi ini menjadi yang tertua di Belitung.
Kondisi bangunannya sederhana, yakni terdapat empat ruangan kecil yang masing-masing berukuran sekitar 3x4 meter.
Pemiliknya kala itu bernama Ho Kong Djie, lelaki berdarah Tionghoa yang merupakan perantau asal Pulau Bangka.
Sebelum menempati lokasi di simpang Siburik, Ho Kong Djie sempat membuka warung kopi di Buluh Tumbang, Tanjungpandan.
Saat ini, usaha kedai kopi ini terus berkembang dan telah bermitra dengan beberapa pihak, mengadopsi sistem franchise (waralaba), sehingga Kong Djie Coffee bisa dikatakan Starbucksnya Belitung.
"Mereka buka sendiri, dan hanya minjam brand. Bahan bakunya dari kami, dan satu lokasi itu kami tempatkan satu orang untuk meracik kopi ciri khas kami," kata Pemilik Kong Djie Coffee Ishak Holidi kepada Pos Belitung, Senin (4/4).
Lanjutnya, bahan baku yang disalurkan ke setiap cabang, merupakan bubuk mentah.
Ketika orang berkeinginan membeli bahan baku mentah, pihaknya tetap menjual.
Ishak mengaku, sejuah ini belum mendengar keluhan tentang perkembangan Kong Djie yang dikelola mitra.
Sebab, fenomena saat ini, kedai kopi di Kabupaten Belitung terus bertambah.
"Apalagi segmen-nya berbeda beda, dan kami belum mendengar. Kami juga sempat ada satu lokasi yang tutup, karena kurang peminatnya. Tapi itu sudah risiko," ucapnya.
Wah, jadi tertarik untuk mencobanya.