Saat ia meneliti kandungan mikroplastik di 13 lokasi berbeda, ia menemukan semuanya positif tercemar dengan tingkat 0,25 sampai 10 partikel per meter kubik.
"Paling tinggi cemaran mikroplastiknya di pesisir Jakarta dan Sulawesi Selatan, yaitu antara 7,5 sampai 10 partikel per meter kubik," kata dia.
Tak hanya garam, ikan teri juga Reza juga menemukan ikan teri dan sejenisnya yang tinggal di 10 lokasi penelitian positif tercemar mikroplastik.
"Sebanyak 58-89 persen ikan yang kami teliti mengandung mikroplastik. Paling tinggi konsentrasinya kami temukan di Makassar dan Bitung," kata dia.
Baca Juga : Walau Sederhana, Tapi 5 Resep Serba Ikan Teri Ini Jadi Pemadam Kelaparan yang Lezat Banget
Sebelumnya, riset gabungan antara Universitas Hasanuddin dan University of California Davis menemukan cemaran mikroplastik di saluran pencernaan ikan dan kerang.
Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Nature, edisi September 2015 menyebut, bukti tersebut ditemukan di tempat pelelangan ikan terbesar yang ada di Makassar, Sulawesi Selatan.
Mereka meneliti 11 jenis ikan berbeda yang totalnya ada 76 ikan dan menemukan ikan teri sampai tongkol tercemar mikroplastik.
Khusus untuk ikan teri, 4 dari 10 ekor yang teliti tercemar mikroplastik.
Bahaya mikroplastik
Jika temuan dalam penelitian ini mengungkap hal yang sedemikian mengejutkan, maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah kandungan mikroplastik berbahaya bagi manusia?
Penelitian ini memperkirakan rata-rata orang dewasa mengonsumsi sekitar 2,000 mikroplastik setahun lewat produk garam.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR