SajianSedap.com- Anda pastinya sudah tak asing lagi dengan jajanan tahun 90an rambut nenek ini, deh!
Termasuk penggemar berat jajanan zaman 90’an yakni gulali atau yang sering disebut rambut nenek, membuat Anggy Anugraheni akhirnya mendirikan usaha kuliner Gulali Jaman Old.
Kisahnya sungguh menarik, karena Anggy sapaan akrabnya, mendapatkan resepnya langsung dari si mbah penjual gulali keliling.
“Saat itu saya sedang hamil muda dan ingin sekali makan gulali, akhirnya bertemu dengan si mbah yang menjual gulali,” ungkapya yang saat itu langsung menghabiskan 3 porsi gulali sekaligus.
Dari pertemuan itu, Anggy belajar bagaimana cara mengolah bahan baku gulali menjadi bentuk seperti untaian benang.
Menurutnya, prosesnya tidak mudah, ia harus benar-benar mengetahui tekniknya sehingga bisa menghasilkan tekstur gulali yang benar.
Sampai akhirnya, Anggy memutuskan untuk ikut langsung ke rumah si mbah penjual gulali dan belajar langsung di sana.
“Namun ketika dilihat pembuatannya gulali tersebut memakai bahan yang tidak ramah anak-anak,” ujarnya sambil berkata, “Saya membawa resepnya ke rumah dan minta diajari ibu saya yang kebetulan pandai memasak.”
Kemudian Anggy dan sang Ibu membuat gulali sendiri dengan mengganti bahan baku yang lebih aman dikonsumsi seperti gula halus digantikan dengan santan, mengganti pemanis buatan dengan gula murni, mengganti acid sutrune dengan berbagai bahan dari jeruk nipis, lemon, dan akhirnya menemukan bahan yang paling cocok yakni perasan asam jawa.
“Saya bereksperimen berhari-hari bahkan menghabiskan hingga 1 kontainer 50 kg gula,” ujarnya sambil tertawa.
Baca Juga : (Video) Resep Membuat Puding Santan Cincau Hitam, Rasa Manisnya Siap Menggoyang Lidah!
Namun tak berhenti sampai situ, ia tetap berusaha menemukan resep terbaiknya seperti saat ini. “Gulali saya pasti aman untuk dikonsumsi, karena hingga saat ini anak saya pun suka sekali makan gulali buatan saya ini,” ceritanya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Didirikan dari Januari 2018 lalu, kini Anggy telah membuka melebarkan bisnisnya menjadi bisnis waralaba yang sudah memiliki beberapa mitra di berbagai daerah.
“Saya sendiri berlokasi di Semarang, Jawa Tengah dan sudah memiliki mitra di beberapa daerah Kudus, Pekalongan, Ungaran, Bogor, Cirebon, dan Jakarta,” ungkapnya.
Salah satu mitranya Dwi Ramadhani yang menjual GJO di daerah Cirebon.
Dwi bercerita ia bisa menjual 100 hingga 150 porsi gulali dalam sehari.
“Saya bergabung dengan GJO ini baru 3 bulan, karena saya berpikir jajanan zaman dulu menarik untuk dijual lagi,” ungkap Dwi yang menjajakan dagangannya di depan sekolah SMA di Cirebon.
Baca Juga : Resep Membuat Bugis Gula Merah, Kue Tradisional Pilihan Untuk Sarapan
Menggunakan Jus Buah Alami
Berbeda dengan gulali pada umumnya yang hanya memliki rasa manis, gulali buatan Anggy memiliki varian rasa beragam mulai dari teh tarik, alpukat, strawberry, jeruk, original, melon, mangga, cokelat, tiramisu, anggur, dan durian.
Nah, untuk menyajikan rasa buahnya, Anggy menggunakan buahnya langsung yang diblender dan dicampurkan ke dalam adonan gulalinya.
Pembuatannya pun harus melalui beberapa tahap yang panjang dan sulit.
Pertama-tama ia harus mencampurkan gula pasir, santan, jus buah, air, perasan asam jawa, dan pewarna makanan.
Semua bahannya dimasak di atas tungku kayu tradisional selama 3 jam hingga adonannya lengket seperti dodol.
Setelah suhu adonannya lebih dingin atau hangat, kemudian adonannya ditarik-tarik hingga warnanya keluar secara alami.
Setelah adonan biang gulalinya jadi, barulah tahap memintal gulali hingga seperti benang atau rambut.
Saat proses memintal gulali ini menggunakan tepung gandum yang telah disangrai.
Baca Juga : Catat 4 Bahan Pewarna Merah Alami untuk Aneka Kue Imlek, Cantik dan Sehat!
Nah, karena sifat gula pasir yang dimasak akan cepat mengeras lagi, Anggy menggunakan peraman asam jawa untuk mencegah gula menjadi kristal.
Namun, ada hambatan ketika membuat gulali ini, yaitu jika cuaca panas biang gulali akan meleleh dan jika cuaca dingin akan mengeras.
Untuk mengatasi hal tersebut, biang gulali harus diletakkan di batu es ketika teksturnya lembek atau direndam air hangat ketika mengeras.
Untuk ragam gulalinya, Anggy menjual dengan harga Rp5 ribu per porsinya.
Oh ya, GJO juga menyediakan berbagai toping, loh, yaitu keju, oreo, kacang, dan gula semut.
Menariknya lagi, tiap-tiap cabang yang menjual gulalinya memiliki konsep penyajian yang berbeda.
Ada yang menggunakan wadah yang disediakan oleh Anggy atau ada yang menggunakan cone es krim. “Tergantung dari mitra kami dia menyajikannya seperti apa, kalau yang pakai cone harganya Rp8 ribu di daerah Semarang,” ujarnya.
Penulis | : | Aniza Pratiwi |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR