SajianSedap.com - Tak kalah unik dari penjual nasi lewat lubang di SCBD, toko kelontong ini justru punya tinggi cuma selutut.
Belakangan viral warung makan yang melayani warga di parkiran Grand Lucky, SCBD, Jakarta Selatan.
Pasalnya, keempat warung tersebut menggunakan lubang untuk melayani pembeli.
Kebanyakan, para pelanggan merupakan karyawan kantor sekitar serta sopir.
Baca Juga : Jadi Sosialita Papan Atas, Begini Sifat Asli Iis Dahlia Saat Makan Di Warung Tenda
Menu yang ditawarkan beragam mulai dari gorengan sampai nasi rames.
Pemasukan masing-masing warung pun cukup beragam.
Ada warung gorengan yang bisa mendapat penghasilan kotor Rp700.000 per hari.
Ada juga pemiling warung nasi rames yang bisa meraup omset sampai Rp3.000.000 per hari.
"Omzet per hari bisa Rp 3.000.000 karena makanan di sini lengkap dan beragam. Gorengan, nasi, lauk, sayur sampai roti tersedia semua," kata Damiah, salah satu pemilik warung yang viral ini.
Baca Juga : Dikabarkan Punya Tarif Sekali Main Film Sampai Rp 1 Miliar, BCL Cuek Makan di Warung Tenda , Salut!
Ada Toko Kelontong Setinggi Lutut
Merasa penjual nasi lewat lubang di SCBD sudah sangat unik?
Tunggu dulu.
Soalnya, ada lagi, lo toko kelontong yang tingginya cuma selutut.
Sampai-sampai, pembeli harus berjongkok kalau ingin membeli.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Toko kelontong unik ini berada di Ibu Kota Bulgaria, Sofia.
Dilansir dari laman amusingplanet.com, toko yang bertempat di basement ini disebut sebagai 'klek shops', karena dalam bahasa setempat, 'klek' berarti 'lutut.'
Baca Juga : Saiful Jamil Akan Bebas, Kakak Kandung Ceritakan Kehidupan Adiknya di Penjara: 'Urus Warung Kopi'
Toko basement pun kini menjadi keunikan tersendiri bagi Kota Sofia.
Toko ini dibangun di bagian basement dari bangunan yang ada dan memiliki sebuah jendela kecil yang terbuka di trotoar jalan.
Biasanya tingginya hanya di bawah lutut.
Sehingga untuk memesan barang, para pelanggan harus berjongkok atau duduk dengan kursi kecil yang biasanya sudah disediakan.
Lantas mengintip ke arah jendela untuk berbicara dengan penjual yang berada di dalam basement.
Baca Juga : Vicky Prasetyo Bangun Warung Makan Miliaran Rupiah, Angel Lelga Sibuk Bikin Program Melahirkan
Karena berada di dalam basement, biasanya dari luar tempat para penjual duduk ini terlihat remang-remang.
Pemilik 'klek shops' kebanyakan merupakan pengusaha pertama Bulgaria setelah rezim komunisme tumbang lebih dari 20 tahun yang lalu.
Ketika komunis jatuh dan kepemilikan pribadi atas usaha produksi menjadi legal, 'klek shops' merupakan usaha kecil rakyat yang pertama muncul.
Basement gedung berganti fungsi menjadi toko-toko kecil yang memenuhi kebutuhan penduduk akan minuman, makanan ringan, alkohol, dan rokok.
Rak-rak kaca yang penuh warna di sekitar jendela menunjukkan barang yang dijual di toko.
Tetapi, terkadang yang ditampilkan dalam rak bukan barang sebenarnya, melainkan hanya gambar.
Beberapa 'klek shops' bahkan menjual jasa sol sepatu dan jasa lainnya,
Banyak toko yang masih buka hingga tengah malam bahkan buka selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu.
Sayangnya, perlahan-lahan ikon unik kota Sofia ini mulai menghilang dan semakin jarang ditemui.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR