Viral Wanita Temukan Kotoran Sapi di Nasi Padang Hingga Sempat Tertelan 'Rasanya Seperti Karamel Tapi Pahit'
SajianSedap.com - Viral di media sosial, wanita ini menemukan kotoran sapi di nasi padangnya.
Bahkan, sudah sempat ditelan!
Rasanya ia deskripsikan seperti karamel tapi pahit.
Perkembangan zaman, memudahkan kita untuk mendapatkan berbagai hal termasuk makanan.
Pemesanan secara online, memudahkan kita untuk beli makanan tanpa harus jauh-jauh ke restoran.
Kisah pahit wanita ini, mungkin bisa jadi pelajaran untuk kita supaya berhati-hati ketika hendak memesan makanan secara online.
Menemukan Kotoran Sapi di Makanannya
Sempat viral, sebuah postingan di akun Facebook Kusuma Wardani, yang memposting makanan yang dipesannya dari layanan online.
Dalam postingannya, ia menyebutkan bahwa lauk usus sapi yang dibelinya dari rumah makan Padang, yang ia sebut sebagai RM Padang Jogja, masih berisi kotoran sapi.
Baca selanjutnya
Ia pun mendeskripsikan rasa makanannya...
Ia pun mendeskripsikan rasa makanannya seperti karamel tetapi pahit dan bau.
Lalu, ketika dia mencoba menghubungi rumah makan tersebut, seperti dalam postingannya, penjualnya menyebut bahwa itu adalah bumbu.
Namun, di akun Facebook ini diposting bahwa si pembeli mengatakan itu bukan bumbu tapi kotoran sapi yang belum dibersihkan.
Si penjual menyebutkan bahwa ketika dibeli dari pasar memang sudah demikian adanya, yang berarti memang tidak dibersihkan lagi ketika sampai di rumah makan itu.
Betapa jijiknya dia ketika menyadari hal itu, apalagi ia sudah sempat menelan makanannya.
Bahaya Konsumsi Jeroan
Dikutip dari laman gapuspindo.org, bahwa beberapa jeroan seperti hati, babat, dan usus ada bahayanya.
Di dalam organ hati terkandung lebih banyak senyawa racun daripada organ tubuh lainnya.
Oleh karena itu apabila orang mengonsumsi hati harus mencucinya hingga sangat bersih dan merebusnya sampai benar-benar matang untuk memperkecil risiko racun yang ada di dalamnya.
Baca selanjutnya
Babat yang berasal dari lambung sapi ini asalnya...
Artikel akan berlanjut setelah video ini.
Babat yang berasal dari lambung sapi ini asalnya memang memiliki warna hitam agak keabu-abuan.
Yang perlu diwaspadai adalah babat yang berwarna putih bersih.
Karena babat itu telah diproses bleaching atau pemutihan dengan memakai bahan kimia sintetis dan berdampak serius bagi kesehatan.
Sementara usus yang merupakan bagian organ dari ujung lambung hingga anus, mudah rusak dan terkontaminasi penyakit lain apabila tidak segera dibersihkan dari kotoran setelah binatang disembelih.
Usus hewan kaki empat yang lebih dari empat jam belum dibersihkan tidak layak lagi untuk dikonsumsi.
Tidak hanya itu, jeroan hewan kaki empat (termasuk kaki dua) juga tinggi kolesterol dan lemak jenuh.
Meskipun kini dipercaya oleh umum bahwa kolesterol dan lemak jenuh dianggap penting dalam diet seimbang, namun konsumsi jeroan harus dalam jumlah yang sedang.
Seperti dilansir dari Medical News Today, USDA menyatakan bahwa lemak jenuh harus dibatasi hingga 10 persen atau kurang dari kalori individu.
Untuk orang dewasa yang perlu menurunkan kolesterol mereka, American Heart Association merekomendasikan bahwa lemak jenuh tidak boleh lebih dari 5 – 6 persen dari asupan kalori harian.
Mereka yang menderita gout juga harus menghindari makan jeroan, karena mengandung purin, molekul yang terkait dengan gout flare-up.
Lebih lanjut, bisa jadi ada kekhawatiran bahwa hewan tersebut telah terpapar racun dan pestisida yang memiliki toksisistas di jeroan mereka.
Selain implikasi moral, jeroan yang diperoleh dari hewan yang stres dan teraniaya dapat menyebabkan semua jenis masalah.
Intinya, jika hewan itu menjalani kehidupan yang tidak sehat, maka jeroannya pun tidak akan sehat.
Direkomendasikan bahwa jeroan harus diambil dari peternakan yang menggunakan praktik organik dan mengeluarkan hewannya untuk penggembalaan.
Baca Juga: Going Gado-gado! Easy Recipe for Indonesia’s Very Own Salad
Terdapat Cacing Berbahaya dalam Jeroan
Harus diwaspadai tiga jenis cacing yang terdapat pada jeroan hewan berkaki empat karena dapat membahayakan kesehatan manusia.
“Ada tiga jenis cacing pada jeroan hewan tersebut, yaitu Haemonchus sp, Oesophagostomum sp, dan bunostomum."
"Cacing yang umumnya berkembang biak dalam organ pada hewan berkaki empat atau jeroan ini biasanya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, dan lambung," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Pagar Alam, drh Syukri, seperti dilansir dari kompas.com.
Menurut dia, biasanya cacing tersebut tumbuh dan hidup dalam organ sapi atau kambing, seperti usus, hati, dan lambung, dengan berbentuk bulat berwarna merah.
"Masyarakat harus waspada terhadap cacing tersebut, terutama pemilik rumah makan dan hotel yang suka menyajikan menu organ dalam atau jeroan kaki empat, seperti sapi dan kambing," katanya.
Baca Juga: Where To Stay in Semarang, Hotel Chanti The Quintessential of Javanese Hospitality
Dia mengatakan, cacing-cacing jenis ini paling banyak terdapat di usus dan lambung, oleh warga biasa disebut dengan babat, tetapi yang paling susah dibersihkan di bagian lambung, di mana cacing banyak terdapat di daerah itu.
Karena bentuk babat yang berlipat-lihat dan berbulu seperti handuk membuat bagian tersebut sangat sulit dibersihkan sehingga banyak meninggalkan cacing jenis itu, ungkap Syukri.
Walaupun dimasak dengan suhu tinggi, katanya, cacing jenis ini tidak mati, bahkan apabila daging itu dimakan, cacing akan tumbuh dan berkembang biak dalam usus manusia.
Baca Juga: For The Soul and For The Belly: Soto Ayam, Indonesia's Chicken 'Soup'
"Keberadaan cacing ini akan mencerna semua sari makanan yang dikonsumsi seseorang serta memakan kandungan gizi dalam tubuh sehingga akan membuat kondisi tubuh pucat, kurang darah, dan mudah terkena penyakit."
"Cacing lambung ini berada di dalam lipatan lambung dan berukuran sangat kecil berbentuk bulat sehingga sulit dilihat," katanya.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Facebook,Intisari.grid.id |
Penulis | : | Refina Jasmine |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR