Ini Dia Menteri Terkaya di Kabinet Jokowi Jilid II, Pernah Beri Makan dan Sekolahkan Menteri Lainnya
SajianSedap.com - Apakah SaSe Lovers penasaran akan siapa menteri terkaya di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo Jilid II ini?
Selain nama dan posisi yang diisi, banyak warganet yang juga penasaran dengan jumlah kekayaan menteri yang terbentuk.
Soalnya, mereka datang bukan hanya dari latar belakang profesional, tapi juga pengusaha dan sudah lama didengar gaung namanya.
Baca Juga: Where To Stay in Semarang, Hotel Chanti The Quintessential of Javanese Hospitality
Menurut e-LHKPN, Menhan Prabowo Subianto disebut jadi menteri terkaya dalam kabinet ini.
Hartanya tercatat mencapai nyaris Rp 2 triliun atau lebih tepatnya Rp 1.952.013.493.659.
Berdasarkan rincian yang dicantumkan pada laporan terakhir ditahun 2018, Ia memiliki harta tanah dan bangunan dengan nilai melebihi Rp 230 miliar.
Ada juga alat tranportasi dan mesin sebesar Rp 1,4 miliar.
Harta bergerak lainnya ada Rp 16,4 miliar, surat berharga Rp 1,7 triliun, serta kas dan setara kas Rp 1,8 miliar.
Tercatat tak ada hutang yang dimiliki Prabowo dalam laporan tersebut.
Ia juga dikenal memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Menteri Kelautan Edhy Prabowo.
Dikutip dari Tribunnews, Edhy Prabowo menceritakan awal pertemuannya dengan Prabowo Subianto.
Awalnya Edhy yang masuk Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1991, dipecat dari lembaga itu setelah dua tahun meniti karier.
Mengetahui dirinya dipecat, keluarga Edhy Prabowo bersedih hingga menangis.
Tak ingin mengecewakan keluarga, Edhy Prabowo merantau ke Jakarta.
Ia pergi bersama 15 orang dan bertemu dengan Prabowo Subianto di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Mereka memperkenalkan diri dan melanjutkan pertemuan di kediaman Prabowo Subianto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Di situ malam Senin, bertemu di kediaman beliau ditanya 'Apa keinginan kalian?' Kami mau bekerja terus kuliah. Terus kita mau memperbaiki dosa kita sama keluarga kita," ceritanya.
Edhy dan teman-temannya ditawari pekerjaan di wilayah perbatasan Kalimantan oleh Prabowo.
Upahnya yang sebesar Rp 250.000 pun dinilai lumayan besar untuk ukuran saat itu.
Edhy Prabowo juga disekolahkan oleh Prabowo.
Ia mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.
"Kalian ikut saya. Saya biayain cuma makan secukupnya, tidak boleh kalian seperti anak emas," imbuh Edhy mengutip kembali pesan Prabowo.
Edhy pun menuruti keinginan Prabowo. Akhirnya, Edhy Prabowo menjadi atlet Pencak Silat Nasional.
Ia sempat mengikuti Pekan Olahraga Nasional XIV yang diselenggarakan di Jakarta.
Dimulai pada 9 September 1996 sampai dengan 25 September 1996.
"Saat itu saya dapat perunggu," kata Edhy. Ia sempat kecewa lantaran tidak dapat menyabet medali emas.
"Pak Prabowo nonton. 'Gimana kok bisa kalah?'," katanya.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
KOMENTAR