Meski begitu, selama menjalani perkerjaan ini atasan ataupun rekan-rekannya sesama guru tak pernah mempermasalahkannya.
Bahkan atasan dan rekan-rekan guru malah memakluminya karena sama-sama tahu kalau gaji guru honorer itu sangat kecil.
Tak hanya itu, bahkan murid dan wali murid juga sudah menerima pekerjaan penghibur yang ia tekuni.
Tak jarang juga mereka malah menanyakan apakah ada pekerjaan manggung untuk mereka.
Keluarga pun tak ada yang mempermasalahkan hal ini.
"Saya dan istri sudah lama pisah. Kalau anak saya ada satu, tapi dia ikut dengan mamaknya di Medan," katanya.
Pada Hari Guru kemarin, ia berharap agar pemerintah daerah bisa lebih memperhatikan kesejahteraan guru honorer.
Musri sempat menyebutkan bahwa ia pernah mencoba seleksi KII dan Pegawai Pemerintah dengn Perjanjian Kerja (P3K).
Sayangnya saat itu ia sedang tidak beruntung.
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR